kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.212   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Multi Artha pesimis dalam capai target premi


Kamis, 13 November 2014 / 16:23 WIB
Multi Artha pesimis dalam capai target premi
ILUSTRASI. Perdagangan valuta asing di bank BRI Jakarta, Senin (18/9). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/09/2017


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk alias AMAG sepertinya cukup sadar diri untuk tidak ngotot mengejar target pertumbuhan premi dengan kondisi ekonomi saat ini. Karenanya, meski target preminya dipatok tumbuh 16% ketimbang tahun lalu, perseroan harus pasrah dengan potensi kenaikan preminya yang hanya sekitar 10% atau menjadi Rp 600 miliar sampai akhir tahun nanti.

Linda J Delhaye, Direktur Utama AMAG mengatakan, perlambatan pertumbuhan pendapatan premi dikarenakan portfolio bisnisnya masih dominan dari lini usaha asuransi kendaraan bermotor, yakni sebanyak 60%. “Kita tahu, bisnis pembiayaan kendaraan bermotor tahun ini melambat. Ini sebagai refleksi dari industri multifinance,” ujarnya ditemui KONTAN di kantornya, Kamis (13/11).

Apalagi, sambung dia, nyaris seluruh produk asuransi kendaraan bermotor AMAG mengandalkan jalur distribusi direct business melalui kerja sama dengan perusahaan pembiayaan (multifinance). Selain itu, perseroan banyak menjamin risiko dari kendaraan roda empat yang notabene mengalami pertumbuhan negatif di sepanjang tahun ini.

Pembiayaan otomotif industri multifinance sendiri hanya membukukan pertumbuhan sekitar 5%. Itu pun, kontribusi pertumbuhan positif berasal dari sepeda motor. Sedangkan, kontribusi pembiayaan kendaraan roda empat malah negatif karena melorot. “Karenanya, akan mempengaruhi premi kami yang berasal dari asuransi kendaraan bermotor,” terang Linda.

Ujung-ujungnya, laba bersih perseroan sampai akhir tahun nanti akan tertekan oleh pendapatan. Pada kuartal ketiga tahun ini, laba perseroan mulai menunjukkan penurunan menjadi hanya Rp 91,8 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, laba perseroan masih sebesar Rp 92,4 miliar. Hal ini juga dikarenakan tingginya beban klaim, biaya akuisisi dan beban usaha.

Beruntungnya, kata Herdi Santoso, Direktur Operasional AMAG, lini usaha asuransi kesehatan makin menggeliat. Preminya membengkak dan mengerek kontribusinya menjadi 25%. Lini usaha asuransi kesehatan ini menjadi penyumbang premi terbesar kedua. Produk ini sendiri diminati oleh segmen pasar korporasi dan ritel.

“Selain itu, asuransi kesehatan juga memiliki rasio klaim yang cukup terukur, yakni 60%. Angka ini masih lebih rendah dari rasio klaim asuransi kesehatan di industri asuransi umum. Sedangkan, rasio klaim asuransi kendaraan bermotor malah menunjukkan tren peningkatan dari sekitar 41% - 42% di tahun lalu menjadi 50% sampai saat ini,” imbuh dia.

Di samping dua lini usaha asuransi di atas, AMAG juga menawarkan produk asuransi kebakaran, baik untuk komersial maupun rumah tinggal. Kontribusi lini ini mencapai 6% - 7%. Sisanya diikuti oleh asuransi kecelakaan diri, perjalanan dan lain-lain. “Kami mungkin tak mencapai target premi, tetapi premi kami tetap tumbuh di kisaran 10%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×