kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,12   -12,37   -1.34%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance alat berat incar infrastuktur


Rabu, 15 Mei 2013 / 07:35 WIB
Multifinance alat berat incar infrastuktur
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 11 poin pada pembukaan bursa Selasa (30/11) pukul 09.03.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Melemahnya harga komoditas yang membuat perusahaan tambang mengurangi produksi ternyata berpengaruh pada perusahaan pembiayaan (multifinance) alat berat. Hal ini mendorong multifinance membidik infrastuktur dan agrobisnis sebagai anternatif.

Cornelius Henry, Direktur BFI Finance mengatakan tren penurunan penjualan alat berat sudah terlihat sejak dua tahun lalu. Penjualan alat berat terkoreksi karena turunnya permintaan batubara sebagai dampak perlambatan ekonomi China.

Selain itu, kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melarang ekspor hasil bumi tanpa pengolahan. "Harga komoditas hingga awal tahun juga belum membaik," ujarnya beberapa waktu lalu.

Untuk mengantisipasi penurunan kinerja, BFI Finance pun mengalihkan pembiayaan ke agrobisnis dan infrastruktur. BFI Finance juga menjaga kontribusi pembiayaan alat berat tidak lebih dari 10%. Per Maret lalu, BFI Finance telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh 30% dari tahun sebelumnya.

Langkah yang sama juga ditempuh Mandiri Tunas Finance (MTF). Anak usaha Bank Mandiri ini menghindari pembiayaan alat berat bagi perusahaan tambang dan mengalihkannya pada sektor perkebunan.

MTF juga memfokuskan pembiayaannya pada nasabah Bank Mandiri. "Tujuannya untuk mencegah kenaikan kredit macet," ujar Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo.

Informasi saja, 70% pembiayaan yang salurkan MTF berasal dari Grup Bank mandiri. saat ini kontribusi pembiayaan alat berat terhadap total pembiayaan MTF masih mencapai 10%.

Meski kecil, MTF masih tetap menganggap bisnis ini menjanjikan. Buktinya, MTF berencanaan membuka 22 kantor baru yang tersebut di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kuartal I-2013, total pembiayaan MTF mencapai Rp 2,5 triliun dengan laba mencapai Rp 39 mililar.

Penurunan komoditas memang memukul bisnis pembiayaan alat berat. Berdasarkan Statistik Keuangan Ekonomi yang dipublikasikan Bank Indonesia, pembiayaan sewa guna usaha (SGU) terus mengalami penurunan. Pada Desember 2012 pembiayaan mencapai Rp 105,08 triliun. Pada Januari 2013. pembiayaan turun 0,95% menjadi Rp 104,2 triliun. Februari SGU kembali meningkat menjadi Rp 105,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×