kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Multifinance incar dana dari luar negeri


Rabu, 15 Agustus 2018 / 09:43 WIB
Multifinance incar dana dari luar negeri


Reporter: Ferrika Sari, Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance masih tetap mengandalkan pendanaan dari luar negeri. Kondisi rupiah yang masih terus tertekan belum membuat multifinance membuang rencana mendapatkan pendanaan dari luar negeri.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juni 2018 ini outstanding pendanaan dari luar negeri industri mencapai Rp 92,2 triliun. Jumlah ini meningkat 8,9% dari posisi periode sama di tahun lalu yang mencapai Rp 84,6 triliun. Dari seluruh total pendanaan multifinance, 25,9% berasal dari luar negeri, sisanya datang dari pinjaman dalam negeri dan penerbitan surat berharga.

Direktur BFI Finance Sudjono mengakui, kondisi nilai tukar rupiah memang bisa mempengaruhi pendanaan dari luar negeri. Namun menurut dia, kondisi rupiah tertekan itu masih bisa berubah sewaktu-waktu.

Ia yakin ke depan tren nilai rupiah lebih stabil. Makanya perusahaan ini tetap mengincar pendanaan dari luar negeri. "Masih 25% pendanaan berasal dari luar Sisanya dari p dalam negeri dan penerbitan surat utang," ujarnya.

Pinjaman dari dalam negeri juga bukannya tanpa ada tekanan. Sebagai akibat dari kenaikan suku bunga acuan ikut mengerek bunga pinjaman dari perbankan. Walau harus diakui juga biaya pinjaman dari luar negeri memang juga meningkat. Perusahaan pembiayaan mesti menanggung sejumlah komponen biaya lain swap dan hedging.

Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) Armendra mengakui dibandingkan tahun lalu, beban biaya dana dari luar negeri meningkat. "Biasanya 5% sampai 6%, sekarang bisa mencapai 8%," kata dia.

Kenaikan biaya dana lantaran volatilitas nilai tukar rupiah Meski begitu, pendanaan dari luar negeri tetap masuk dalam perencanaan. Salah satunya sebagai diversifikasi.

Beberapa perusahaan yang sudah meneken kontrak pendanaan dari luar negeri misalnya PT Adira Dinamika Multi Finance alias Adira Finance sebesar US$ 300 juta di bulan Mei lalu.

Lalu PT Andalan Finance Indonesia juga mendapatkan pinjaman asing senilai US$ 5 juta. Dana tersebut berasal dari JA Mitsui Leasing Singapore Pte Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×