kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Multifinance incar dana dari luar negeri


Rabu, 15 Agustus 2018 / 09:43 WIB
Multifinance incar dana dari luar negeri


Reporter: Ferrika Sari, Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance masih tetap mengandalkan pendanaan dari luar negeri. Kondisi rupiah yang masih terus tertekan belum membuat multifinance membuang rencana mendapatkan pendanaan dari luar negeri.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juni 2018 ini outstanding pendanaan dari luar negeri industri mencapai Rp 92,2 triliun. Jumlah ini meningkat 8,9% dari posisi periode sama di tahun lalu yang mencapai Rp 84,6 triliun. Dari seluruh total pendanaan multifinance, 25,9% berasal dari luar negeri, sisanya datang dari pinjaman dalam negeri dan penerbitan surat berharga.

Direktur BFI Finance Sudjono mengakui, kondisi nilai tukar rupiah memang bisa mempengaruhi pendanaan dari luar negeri. Namun menurut dia, kondisi rupiah tertekan itu masih bisa berubah sewaktu-waktu.

Ia yakin ke depan tren nilai rupiah lebih stabil. Makanya perusahaan ini tetap mengincar pendanaan dari luar negeri. "Masih 25% pendanaan berasal dari luar Sisanya dari p dalam negeri dan penerbitan surat utang," ujarnya.

Pinjaman dari dalam negeri juga bukannya tanpa ada tekanan. Sebagai akibat dari kenaikan suku bunga acuan ikut mengerek bunga pinjaman dari perbankan. Walau harus diakui juga biaya pinjaman dari luar negeri memang juga meningkat. Perusahaan pembiayaan mesti menanggung sejumlah komponen biaya lain swap dan hedging.

Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) Armendra mengakui dibandingkan tahun lalu, beban biaya dana dari luar negeri meningkat. "Biasanya 5% sampai 6%, sekarang bisa mencapai 8%," kata dia.

Kenaikan biaya dana lantaran volatilitas nilai tukar rupiah Meski begitu, pendanaan dari luar negeri tetap masuk dalam perencanaan. Salah satunya sebagai diversifikasi.

Beberapa perusahaan yang sudah meneken kontrak pendanaan dari luar negeri misalnya PT Adira Dinamika Multi Finance alias Adira Finance sebesar US$ 300 juta di bulan Mei lalu.

Lalu PT Andalan Finance Indonesia juga mendapatkan pinjaman asing senilai US$ 5 juta. Dana tersebut berasal dari JA Mitsui Leasing Singapore Pte Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×