Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi kendaraan bermotor masih menjadi salah satu lini bisnis yang mendominasi industri asuransi umum. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, per 2018 kontributor utama atas kenaikan premi asuransi umum nasional adalah asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor. Kedua lini bisnis ini menyumbang 60% dari total premi asuransi umum tahun lalu yang sebesar Rp 60 triliun.
Beberapa pemain asuransi umum juga mencatat hal yang sama. Premi asuransi kendaraan bermotor Sompo Insurance misalnya, mencapai 38% dari premi bruto 2018 yang sebesar Rp 2 triliun. Dengan begitu, lini bisnis ini menempati posisi kedua setelah asuransi properti yang sebesar 42%.
Chief Underwriter Director Sompo Insurance Erixon Hutapea mengatakan, jenis asuransi kendaraan bermotor perusahaannya mayoritas berasal dari mobil. Sementara itu, portofolio asuransi motor masih sangat kecil. “Memang kami khusus di mobil, malah belum garap motor. Sebenarnya ada motor tapi itu lebih ke suatu nasabah korporasi yang punya mobil dan motor,” kata dia saat ditemui Kontan.co.id baru-baru ini.
Menurut dia, sebesar 75% asuransi kendaraan bermotor ini berasal dari nasabah retail yang dibawa oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) dan diler. Bahkan, sebanyak 60% dari asuransi kendaraan bermotor Sompo Insurance berasal dari enam multifinance besar. Mengingat, nasabah yang mengambil pembiayaan di multifinance wajib memiliki jenis asuransi ini.
Tahun 2019, Sompo Insurance menargetkan premi brutonya tumbuh sebesar 25% dibanding 2018 menjadi Rp 2,5 triliun. Perusahaan ini memproyeksi pertumbuhan tersebut bakal banyak berasal dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, perusahaannya akan terus berinovasi dan mengekspansi bisnisnya, terutama dengan meluncurkan produk-produk baru, seperti Trade Credit Insurance dan Sompo Drive – Long Term Motor Protection.
Asuransi Cakrawala Proteksi juga mencatat premi lini bisnis asuransi kendaraan bermotornya mencapai 60% dari premi bruto 2018 yang sebesar Rp 1,21 triliun . Dengan begitu, lini bisnis ini menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan bisnis perusahaan ini.
Wakil Direktur Utama Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro mengatakan, sebesar 90% lini bisnis asuransi kendaraan bermotor perusahaannya berasal dari mobil, sedangkan motor hanya menyumbang 10%. Menurut dia, asuransi kendaraan bermotor mayoritas berasal dari saluran distribusi multifinance.
Untuk 2019, ia memproyeksi lini binis kendaraan bermotor masih akan menjadi penyumbang terbesar premi bruto perusahaannya. Meskipun begitu, pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi dan penjualan kendaraan bermotor pada tahun ini akan stabil.
Oleh karena itu, tahun ini, Asuransi Cakrawala Proteksi menargetkan pertumbuhan premi bruto konservatif yakni sebesar 15% atau naik menjadi Rp 1,4 triliun. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan menambah jumlah rekanan multifinance, perbankan, serta membuka kantor pelayanan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News