Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah obligasi multifinance akan jatuh tempo pada tahun 2019. Perusahaan pembiayaan telah menyiapkan dana untuk melunasi surat utang tersebut.
Salah satunya obligasi jatuh tempo milik PT Federal Internasional Finance (FIF) Group. Direktur FIF Group Hugeng Gozali mengatakan bahwa tahun ini obligasi jatuh tempo FIF sekitar Rp 5 triliun. Maka itu FIF Group telah menyiapkan dana khusus dari internal perusahaan untuk membayarkannya.
“FIF Group selalu menggunakan dana internal dari hasil penagihan kredit untuk membayarkan pinjaman, baik yang berasal dari bank maupun obligasi jatuh tempo,” kata Hugeng kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3).
Mengutip Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total obligasi jatuh tempo perusahaan multifinance ini mencapai Rp 5,99 triliun pada tahun ini. Jumlah tersebut berasal dari empat penerbitan obligasi dari tahun 2016 dan 2018.
Di antaranya obligasi berkelanjutan II tahap II tahun 2016 Seri B senilai Rp 2,50 triliun, kemudian obligasi berkelanjutan II FIF Tahap IV tahun 2016 Seri B sebesar Rp 1,25 triliun. Selain itu adapula obligasi berkelanjutan III FIF Tahap III tahun 2018 Seri A bernilai Rp 1,59 triliun. Serta obligasi berkelanjutan III FIF Tahap IV Tahun 2018 senilai Rp 639,26 miliar.
Multifinance lain seperti PT Adira Dinamika Multifinance atau Adira Finance juga mempunyai obligasi jatuh tempo. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menyatakan, obligasi jatuh tempo perusahaan sekitar Rp 3,3 triliun dan nantinya akan dibayarkan melalui angsuran kredit nasabah.
“Karena hasil obligasi untuk pembiayaan baru, maka akan dilunasi melalui cicilan kredit. Di mana setiap bulannya kami menagih kredit kepada nasabah sekitar Rp 2,7 triliun,” ungkapnya.
Secara umum sumber pendanaan Adira Finance berasal dari beberapa pos, di antaranya obligasi dan sukuk 50%, kemudian pinjaman bank dalam negeri 25% dan pinjaman bank luar negeri 25%.
Awal tahun, Adira Finance telah menerbitkan dua surat utang dengan total dana yang dibidik sebesar Rp 832 miliar. Pertama obligasi berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 senilai Rp 618 miliar dan sukuk mudharabah berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar.
Nantinya pendanaan dari surat utang tersebut seluruhnya digunakan untuk pembiayaan baru di tahun ini. Adira memproyeksi pembiayaan tahun 2019 bisa tumbuh 5%-10% dari realisasi tahun lalu yaitu Rp 38,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News