Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Tergerusnya simpanan deposito juga bikin rasio dana murah alias current account and saving account (CASA) BNI Syariah meningkat tajam menjadi 63,48% pada Juni 2019. Sedangkan pada Juni 2018 rasionya mencapai 52,80%.
Wahyu bilang, mengurangi dana mahal seiring memupuk dana murah memang jadi salah satu strategi perseroan untuk meningkatkan profitabilitas.
Baca Juga: Pemerintah tetapkan kupon ST005 sebesar 7,4%, berikut pertimbangannya menurut analis
Hal ini terbukti, Semester 1-2019 perseroan bisa meraih laba bersih senilai Rp 315,27 miliar, tumbuh 55,32% (yoy) dibandingkan Semester 1-2018 senilai Rp 202,99 miliar.
“Dengan strategi tersebut, hingga akhir tahun kami berharap bisa mengumpulkan DPK lebih dari Rp 40 triliun,” lanjut Wahyu.
PT Bank BCA Syariah juga ikut mencatat pertumbuhan DPK yang mumpuni. Sepanjang semester 1-2019 perseroan berhasil mengumpulkan DPK senilai Rp 5,63 triliun, tumbuh 8,94% (yoy) dibandingkan semester 1-2018 senilai Rp 5,17 triliun.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menyatakan pertumbuhan DPK perseroan juga ditopang oleh komposisi dana murah. Meskipun John mengakui rasio dana murah BCA Syariah masih tergolong minim.
Baca Juga: Ditopang sentimen domestik, IHSG diprediksi kembali menguat besok
“Likuiditas perbankan secara industri memang masih cukup ketat dengan LDR di kisaran 94% sementara pertumbuhan DPK masih berada di kisaran 6%. selain BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) 4 harus bersaing ketat menjaring DPK melalui deposito dan biaya dana juga naik secara signifikan,” jelas John.