kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Musim haji, DPK bank syariah justru melaju kencang


Rabu, 07 Agustus 2019 / 18:32 WIB
Musim haji, DPK bank syariah justru melaju kencang


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dilakukan perbankan syariah melaju kencang pada semester awal 2019.

Hingga Juni 2019 pertumbuhan DPK bank syariah mencapai 7,38% (yoy) meningkat 62 bps dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2019 sebesar 6,76% (yoy).

Baca Juga: Ekonom BCA proyeksikan cadangan devisa berpotensi terus bertambah

Sementara jika dibandingkan secara bulanan peningkatan pertumbuhannya jauh lebih tinggi sebesar 459 bps. Dimana pada MEi 2019 pertumbuhannya sebesar 2,79% (yoy).

Akselerasi pertumbuhan ini pun lebih tinggi dibandingkan peningkatan pertumbuhan secara indsutri, meskipun pertumbuhannya masih lebih kecil.

Secara total industri perbankan mencatatkan pertumbuhan DPK 7,42% (yoy) pada akhir Juni 2019, meningkat 43 bps dibandngkan pertumbuhan Juni 2018 sebesar 6,99% (yoy).

Pertumbuhan serupa juga turut dicatat oleh PT Bank BNI Syariah, yang hingga Juni 2019 berhasil mengumpulkan DPK senilai Rp 36,32 triliun. Tumbuh 12,13% (yoy) dibandingkan posisi pada Juni 2018 senilai Rp 32,39 triliun.

Baca Juga: Ekonom Core: Ada ruang suku bunga BI turun di kuartal III-2019

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto menjelaskan pertumbuhan DPK perseroan sejatinya cukup mumpuni di saat musim haji.

“Pertumbuhan DPK kami ditopang oleh dana murah dimana tabungan tumbuh Rp 2 triliun, sedangkan giro tumbuh Rp 1,2 triliun. Sedangkan deposito justru berkurang Rp 2,4 triliun terkait dana BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) untuk operasional haji,” katanya kepada Kontan.co.id.

Tergerusnya simpanan deposito juga bikin rasio dana murah alias current account and saving account (CASA) BNI Syariah meningkat tajam menjadi 63,48% pada Juni 2019. Sedangkan pada Juni 2018 rasionya mencapai 52,80%.

Wahyu bilang, mengurangi dana mahal seiring memupuk dana murah memang jadi salah satu strategi perseroan untuk meningkatkan profitabilitas.

Baca Juga: Pemerintah tetapkan kupon ST005 sebesar 7,4%, berikut pertimbangannya menurut analis

Hal ini terbukti, Semester 1-2019 perseroan bisa meraih laba bersih senilai Rp 315,27 miliar, tumbuh 55,32% (yoy) dibandingkan Semester 1-2018 senilai Rp 202,99 miliar.

“Dengan strategi tersebut, hingga akhir tahun kami berharap bisa mengumpulkan DPK lebih dari Rp 40 triliun,” lanjut Wahyu.

PT Bank BCA Syariah juga ikut mencatat pertumbuhan DPK yang mumpuni. Sepanjang semester 1-2019 perseroan berhasil mengumpulkan DPK senilai Rp 5,63 triliun, tumbuh 8,94% (yoy) dibandingkan semester 1-2018 senilai Rp 5,17 triliun.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menyatakan pertumbuhan DPK perseroan juga ditopang oleh komposisi dana murah. Meskipun John mengakui rasio dana murah BCA Syariah masih tergolong minim.

Baca Juga: Ditopang sentimen domestik, IHSG diprediksi kembali menguat besok

“Likuiditas perbankan secara industri memang masih cukup ketat dengan LDR di kisaran 94% sementara pertumbuhan DPK masih berada di kisaran 6%. selain BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) 4 harus bersaing ketat menjaring DPK melalui deposito dan biaya dana juga naik secara signifikan,” jelas John.

Pada Juni 2019 rasio dana murah BCA syariah senilai Rp 1,28 triliun atau setara 22,87 dari total DPK. Sedangkan pada Juni 2018 perseroan berhasil mengumpulkan dana murah Rp 885,26 miliar atau setara 17,12% dari total DPK.

John menambahkan untuk semester kedua ini induk BCA Syariah yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) berencana untuk menambah modal Guna menunjang likuiditas perseroan.

“Optimalisasi modal ini akan kami lakukan untuk ekspansi pembiayaan, sehingga DPK akan kami tahan. Kelak, dampaknya akan bagus bagi bottom line kami,” sambung John.

Baca Juga: Ekonom ini sarankan BI secepatnya pangkas suku bunga

Sepanjang semester 1-2019 sendiri laba bersih BCA Syariah memang masih tumbuh tipis sebesar 2,18% (yoy). Dari Rp 25,20 miliar (1H/18) menjadi Rp 25,75 miliar (1H/19).

Sementara PT Bank BJB Syariah justru mencatat kinerja sebaliknya. kinerja penghimpunan dana perseroan pada semester 1-2019 belum terlalu mumpuni lantaran cuma tumbuh tak lebih dari 1% (yoy), dengan rasio dana murah sebesar 29%.

“Pada akhir tahun kami harapkan DPK dapat tumbuh sebesar 3,5%. Untuk strateginya kami tetap akan fokus kepada pertumbuhan dana CASA ritel diantaranya yaitu dari Tabungan Haji dan Tabungan Siswa atau pelajar dengan target komposisi CASA menjadi 37.03%,” kata Direktur Utama BJB Syariah Indra Falatehan kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Meski kredit stagnan, laba Citibank Indonesia tumbuh 97% di semester I-2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×