Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Pada Juni 2019 rasio dana murah BCA syariah senilai Rp 1,28 triliun atau setara 22,87 dari total DPK. Sedangkan pada Juni 2018 perseroan berhasil mengumpulkan dana murah Rp 885,26 miliar atau setara 17,12% dari total DPK.
John menambahkan untuk semester kedua ini induk BCA Syariah yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) berencana untuk menambah modal Guna menunjang likuiditas perseroan.
“Optimalisasi modal ini akan kami lakukan untuk ekspansi pembiayaan, sehingga DPK akan kami tahan. Kelak, dampaknya akan bagus bagi bottom line kami,” sambung John.
Baca Juga: Ekonom ini sarankan BI secepatnya pangkas suku bunga
Sepanjang semester 1-2019 sendiri laba bersih BCA Syariah memang masih tumbuh tipis sebesar 2,18% (yoy). Dari Rp 25,20 miliar (1H/18) menjadi Rp 25,75 miliar (1H/19).
Sementara PT Bank BJB Syariah justru mencatat kinerja sebaliknya. kinerja penghimpunan dana perseroan pada semester 1-2019 belum terlalu mumpuni lantaran cuma tumbuh tak lebih dari 1% (yoy), dengan rasio dana murah sebesar 29%.
“Pada akhir tahun kami harapkan DPK dapat tumbuh sebesar 3,5%. Untuk strateginya kami tetap akan fokus kepada pertumbuhan dana CASA ritel diantaranya yaitu dari Tabungan Haji dan Tabungan Siswa atau pelajar dengan target komposisi CASA menjadi 37.03%,” kata Direktur Utama BJB Syariah Indra Falatehan kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Meski kredit stagnan, laba Citibank Indonesia tumbuh 97% di semester I-2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News