Reporter: Dyah Megasari |
JAMBI. Brand awareness Bank Jambi di masyarakat masih rendah. Nama bank berstatus badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Jambi ini belum begitu lekat di benak konsumen atau masyarakat.
Rendahnya brand awareness itu diakui langsung Direktur Utama Bank Jambi, Subekti Hariyanto pada peringatan ulang tahun ke-50 Bank Jambi, Selasa (8/1). Menurutnya, hal tersebut masuk dalam 10 permasalahan yang dihadapi oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia termasuk Bank Jambi.
"Sepuluh permasalahan itu terbagi dalam dua skala prioritas. Prioritas pertama ini ditargetkan terpenuhi dalam jangka waktu dua tahun sejak blue print BPR Regional Champion disepakati," terang Direktur Utama Bank Jambi, Subekti Hariyanto.
Brand awareness adalah kemampuan konsumen mengenali atau mengingat sebuah merek yang merujuk pada nama ataupun logo suatu produk.
Selain merek, persoalan lain yang dihadapi di antaranya permodalan yang terbatas, kualitas pelayanan belum sesuai harapan, kualitas dan kompetensi SDM, inovasi dan pengembangan produk terbatas, dan jaringan layanan kantor masih minim.
Menurut Subekti, prioritas kedua ditargetkan bisa dipenuhi dalam waktu lima tahun. Di antaranya belum optimalnya strategic partnership (jaringan kerja sama), struktur pendanaan masyarakat yang rendah, komposisi portofolio kredit produktif rendah, dan belum terkonsolidasinya sistem IT di BPD seluruh Indonesia.
"Untuk mendukung tercapainya sasaran BPD Regional Champion maka setiap implementasi mengacu pada tiga pilar. Pertama memiliki ketahanan kelembagaan yang kuat, kedua memiliki kemampuan untuk menjadi agent of regional development, dan ketiga memiliki kebutuhan untuk melayani kebutuhan masyarakat secara optimal," paparnya.
Kurang dikenalnya merek suatu bank sangat berpengaruh terhadap bisnis Bank jambi ke depan. Bank ini akan kesulitan mengumpulkan likuiditas dan menyalurkan pembiayaan. (TribunNews Jambi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News