kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasabah mengeluhkan proses migrasi rekening BNI Syariah dan BRI Syariah ke BSI


Senin, 21 Juni 2021 / 13:11 WIB
Nasabah mengeluhkan proses migrasi rekening BNI Syariah dan BRI Syariah ke BSI
ILUSTRASI. Integrasi layanan hasil merger Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapat keluhan dari nasabah.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Integrasi layanan hasil merger Bank Syariah Indonesia (BSI) dari Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah dan BRI Syariah mendapat keluhan dari nasabah. Komunitas praktisi muda perbankan syariah Indonesia, Young Islamic Bankers (YIB), menyatakan keluhan itu lantaran migrasi perpindahan rekening BNI Syariah dan BRI Syariah ke BSI.

“Keluhan migrasi terjadi karena adanya downgrade fitur rekening yang dirasakan khususnya oleh nasabah ex-BNI Syariah. Dari pengamatan kami di medsos maupun dari kerabat dekat, kebanyakan keberatan karena menu transaksi di ATM BNI tidak lagi full menu, tidak lagi gratis transfer dari maupun ke rekening BNI, dan tidak lagi bisa bertransaksi di cabang BNI,” ujar Kindy Miftah selaku Chief Strategy Young Islamic Bankers (YIB) dalam pernyataan tertulis pada Senin (21/6). 

Dia menambahkan, fitur gratis rekening BSI di luar jaringan BSI hanya tarik tunai di ATM Mandiri. Selain itu, adanya saldo minimum Rp 50.000 juga dikeluhkan oleh para nasabah.

Kindy menuturkan ini merupakan risiko strategis dan risiko reputasi bagi BSI. Risiko strategik karena strategi migrasi hanya melingkupi operasional migrasi, namun tidak strategi produk dengan melakukan best effort guna meminimalisir perubahan fitur dan benefit. "Jika BSI belum bisa berintegrasi dengan sistem BNI dan BRI, BSI bisa membuat solusi sementara. Misalnya dengan subsidi transaksi di ATM BNI ataupun BRI, maupun saat transfer ke rekening BNI atau BRI,” kata dia.

Baca Juga: BSI gelontorkan pembiayaan sindikasi di Proyek KPBU Tol Serang-Panimbang

Senada dengan Kindy, Hendro Wibowo akademisi dan konsultan di bidang keuangan syariah menyampaikan bahwa tim merger BSI seharusnya mengkaji lebih dalam dampak migrasi yang ditimbulkan. Banyak online seller maupun konsumen e-commerce yang mengeluh.

"Karena sudah merasa nyaman dengan BNI Syariah yang dimudahkan dengan banyaknya e-commerce dan toko online yang menerima rekening dan virtual account BNI, sehingga biaya transaksinya gratis. Hal ini harus dijadikan masukan perbaikan bagi tim merger BSI," kata Hendro. 

Keluhan mengenai proses migrasi juga dikeluhkan langsung oleh nasabah. Jihadul Mubarok yang telah menjadi nasabah BNI Syariah sejak 2012 dan juga aktif sebagai Ketua Korps Alumni Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) menyesalkan perubahan fitur rekening yang terjadi akibat migrasi. Dia sampai terpikir memindahkan saldo ke BNI konvensional jika perbaikan fitur tidak dilakukan oleh BSI.

Baca Juga: Prospek perbankan syariah dinilai bisa tumbuh dua digit tahun ini

Adapun nasabah BNI Syariah lain, Iman Ni’matullah, menimbang bank-bank syariah lain yang masih memberikan banyak kemudahan fasilitas. “Ya tentunya kan masih ada bank syariah lain yang memiliki produk yang kompetitif, misalnya gratis tarik tunai di ATM Bersama/Prima, atau gratis transfer antarbank via mobile bankingnya,” kata Iman.

Young Islamic Bankers (YIB) menilai di era digital, bank syariah dituntut untuk memberikan produk sekompetitif mungkin. BSI sebagai bank syariah terbesar dengan cita-citanya menjadi bank syariah global sudah seharusnya turut menjadikan kepuasan nasabah sebagai tolok ukur utama kesuksesan merger.

Baca Juga: Arab Saudi tertarik berinvestasi pada Bank Syariah Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×