kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasabah Super Kaya Kuasai 51,2% Simpanan di Perbankan


Jumat, 07 Januari 2022 / 16:35 WIB
Nasabah Super Kaya Kuasai 51,2% Simpanan di Perbankan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Commonwealth Bank di Jakarta, Jumat (6/3/2020).


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah super kaya kuasai simpanan di perbankan nasional. Kebanyakan nasabah tersebut merupakan korporasi yang memarkirkan uangnya di bank sampai menunggu ekonomi pulih. 

Hingga November 2021, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan jumlah simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar naik 16,4% yoy menjadi Rp 3.781 triliun, atau jauh di atas simpanan lain. Dengan begitu, nasabah kaya ini kuasai 51,2% dari total simpanan Rp 7.388 triliun. 

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, bahwa kenaikan tersebut karena nasabah menahan investasi dan konsumsi sehingga jumlah simpanan mereka meningkat pesat di perbankan. 

"Selain itu, naik pesatnya harga komoditas juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan simpanan nasabah korporasi karena windfall profit yang tinggi selama pandemi ini," kata Purbaya, Jumat (7/1). 

Baca Juga: Pengaduan Soal Pinjol Jadi yang Terbanyak Diterima YLKI pada Tahun Lalu

Menurut Purbaya, sejumlah industri seperti farmasi juga mengalami peningkatan dari sisi pendapatan selama pandemi. Alhasil, pendapatan yang diparkir ke bank naik dan simpanan nasabah ikut terkerek. 

Di 2022, ia memperkirakan pola konsumsi dan investasi nasabah ini mulai kembali normal. Secara umum, simpanan nasabah akan terus  tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi dan terjaganya kepercayaan masyarakat pada industri perbankan.  

"Namun dengan tingkat pertumbuhan yang ternormalisasi seperti sebelum pandemi. Jadi, pertumbuhan simpanan nasabah kaya akan cenderung  tumbuh lebih lambat," terang Purbaya. 

Sejumlah simpanan bank juga naik. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan dari nasabah prioritas dan private banking sebesar 10% yoy per November 2021.

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan, mayoritas nasabah tersebut menaruhnya dalam bentuk tabungan. Walau dari sisi dana kelolaan (AUM) investasi nasabah tumbuh cukup pesat namun dari segi besaran belum mendominasi.

Baca Juga: Kopra by Mandiri, Ultimate Digital Transformation Bisnis Mandiri di Segmen Wholesale

Henny yakin akan lebih banyak lagi nasabah yang menaruh uangnya di BNI karena generasi milenial mulai masuk ke segmen nasabah besar seiring ketertarikan terhadap produk investasi dan layanan digital sudah terbentuk. 

Tak berbeda, simpanan Commonwealth Bank juga naik. Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya mengatakan, penempatan dana minimal senilai Rp 5 miliar naik sekitar 6%-8% secara ytd.

"Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh produk-produk investasi seperti reksadana saham dan produk tabungan seperti Bonus Saver," kata Ivan.

Dalam kondisi pandemi, nasabah lebih memilih memarkirkan dananya pada tabungan atau investasi lain. Mereka juga semakin dimudahkan bertransaksi pada platform investasi seperti CommBank SmartWealth.

Selain itu, fase pemulihan ekonomi juga memberikan kesempatan reksadana saham mengalami apresiasi nilai. Produk simpanan yang paling diminati nasabah adalah tabungan Bonus Saver yang tumbuh antara 7%-10% ytd. 

Produk tabungan Bonus Saver adalah produk tabungan yang memberikan bunga kompetitif setara dengan deposito, yaitu 3,5% per tahun yang dinilai cocok untuk kebutuhan nasabah karena fiturnya yang fleksibel dan bisa ditarik atau disetor melalui internet banking

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×