kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neobank, ancaman baru bagi bank konvensional di era digital


Selasa, 17 November 2020 / 18:51 WIB
Neobank, ancaman baru bagi bank konvensional di era digital
ILUSTRASI. Ilustrasi keuangan digital. KONTAn/Muradi/2017/04/18


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

"Potensi bank menjadi Neobank itu justru di perbankan yang sudah punya ekosistem," katanya. Ada beberapa contoh, seperti Bank Royal milik Bank BCA yang disebut-sebut akan menjadi bank digital. Ini menurut Aviliani adalah contoh ekspansi bank dalam membentuk Neobank. Kalau merujuk pada artikel Kontan.co.id, beberapa bank kecil pun sudah menyatakan akan mengarahkan pola bisnis ke digital, ada PT Bank Jago Tbk, kemudian ada PT Bank Neo Commerce Tbk dan masih banyak lainnya.

Agus Sugiarto, Kepala OJK Institute bahkan mengatakan Neobank punya prospek lebih besar dari bank tradisional. Lantaran pertumbuhan jumlah pengguna dan transaksi mobile banking di dalam negeri terus mengalami peningkatan. "Bank itu harus dalam pengembangan ke digital. Neobank ini bukan hanya literatur saja, tapi sudah ada di beberapa negara," katanya. 

Dia juga menyebut, Neobank kelak akan menjadi tantangan tersendiri bagi bank tradisional. Bagaimana tidak, ambil contoh di Eropa, Neobank berhasil menggaet 15 juta nasabah dalam waktu singkat. Di Korea, Kakao Bank (2016), dalam 2 hari beroperasi, menggaet 240 ribu nasabah. Dalam 13 hari, mampu meraih 2 juta nasabah dan saat ini jumlah nasabahnya sudah lebih dari 10 juta. 

Baca Juga: Bank Bukopin bakal tambah modal ke Bank Bukopin Syariah

SVP Digital Banking PT Bank Mandiri Tbk Sunarto Xie juga mengakui, kalau saat ini sudah sebanyak 96% transaksi nasabah perseroan sudah dilakukan melalui channel digital. Lalu, 60% dari jumlah transaksi itu sudah dilakukan melalui aplikasi mobile banking perseroan. Padahal, Bank Mandiri dari sisi infrastruktur memiliki 2.000 lebih kantor cabang di Indonesia.

Hal ini menurut Sunarto menjadi penanda bahwa ke depan perbankan dituntut untuk mengubah pola bisnis ke arah digital. Di Bank Mandiri sebagai contoh, seluruh core bisnis internal sudah diubah ke digital. 

Salah satunya dengan mengalihkan infrastruktur dari model konvensional ke digital. Perusahaan juga membangun ekosistem digital melalui mandiri API, di mana terdapat lebih dari 300 mitra bisnis dari segala sektor. Selain itu, Bank Mandiri juga mengembangkan layanan digital nasabah secara end-to-end seperti membuka rekening secara online.

Sambil memperkuat fitur aplikasi Mandiri Online. Namun, untuk bank sebesar Mandiri menurut Sunarto akan sulit untuk bertransformasi menjadi sepenuhnya digital. Kalaupun bisa, hal itu akan memakan waktu yang sangat lama. 

Selanjutnya: Gandeng Akseleran, BCA salurkan kredit Rp 30 miliar ke UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×