Reporter: Amalia Fitri | Editor: Noverius Laoli
Sektor fintech masih menjadi primadona, sebesar 35,9%, diikuti sektor retail dan e-commerce sebesar 9,8%. Lalu sekyor agriteknologi, eduteknologi dan logistik masing-masing mengundang ketertarikan para investor sevesar 8,9%,6,5% dan 4,4%.
Daniel melanjutkan, biasanya para investor sudah tahu dan mempelajari visi dan misi beberapa startup yang dibidik. Mereka lantas menggunakan ajang NextICorn untuk mengkaji lebih jauh dan bertemu langsung.
Baca Juga: Grab siapkan dana US$ 250 juta di Grab Ventures
"Ajang ini memang seperti perjodohan. Masing-masing telah memiliki pihak yang diincar untuk kemudian 'ditembak'. Namun apapun bentuknya, melalui ajang ini kami ingin memberi jalan bagi startup lokal untuk lebih mudah mendapatkan pendanaan serta mendapat dana yang lebih baik pula," tutur Daniel.
Ajang NextICorn telah digelar dua kali pada 2018 lalu pada bulan Mei dan Oktober. Tahun lalu, perusahaan yang berpartisipasi sejumlah 65 startup pada Mei dan 88 startup pada Oktober. Investor yang hadir sejumlah 89 pada Mei dan 125 investor pada Oktober.
Adapun dari sisi pendanaan, sekitar 20% startuo dilaporkan pihak NextICorn telah mendapat pendanaan kurang dari US$ 1 juta. Kemudian, 55% memperoleh pendanaan US$ 1 juta-US$ 5 juta, dan 25% di atas US$ 5 juta.
Baca Juga: Gelar Nexticorn Oktober mendatang, pemerintah dekati investor kelas atas
Sementara tahun ini, beberapa venture capital yang tercatat mengalokasikan dana investasi lebih dari US$ 5 juta di antaranya adalah BRI Ventures, Kejora Ventures, Gobi Partners, Insignia Ventures Partners, Red Badge Pacific, CICC, EV Growth SMDV, dan lain-lain.
"Perbedaan dari penyelenggaraan tahun lalu, kali ini kami tidak lagi dibawahi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Kami mengurus semua sendiri dan menonjolkan kepentingan meeting antara pihak startup dan investor," pungkas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News