kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

NIM Perbankan Masih Tinggi


Rabu, 17 Februari 2010 / 11:49 WIB


Reporter: Adi Wikanto, Herlina KD | Editor: Johana K.

Usaha Bank Indonesia (BI) untuk menekan selisih bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) perbankan tampaknya tiada hasil. Terbukti, perbankan di tanah air masih memiliki NIM yang tinggi, di kisaran 6%. Padahal, BI menargetkan NIM perbankan di bawah 4%.

Bankir-bankir pun sebenarnya sudah berjanji akan menekan NIM. Mereka mengaku telah menurunkan bunga pinjaman, setelah suku bunga acuan atau BI rate berada di kisaran 6,5%. Namun, penurunan bunga pinjaman tidak sebanding dengan turunnya BI rate.

Lihat saja laporan kinerja perbankan selama tahun 2009. Di PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya, tercatat memiliki NIM 6,61%, meningkat dari tahun 2008 yang hanya 5,49%. Di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga masih tinggi mencapai 6,0%, dan di PT Bank OCBC NISP Tbk 5,53%. “Pertumbuhan NIM karena pengaruh biaya dana yang semakin efisien,” kata Gatot Suwondo, Direktur Utama BNI.

Otomatis, NIM yang tinggi mendongkrak laba perbankan. CIMB Niaga mampu mencetak laba bersih Rp 1,58 triliun atau tumbuh 131% dibandingkan periode sebelumnya. Sedang laba BNI Rp 2,48 triliun, dan OCBC NISP Rp 435,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×