kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPF Buana Finance turun jadi 2,19% pada Mei 2019, ini pendorongnya


Minggu, 23 Juni 2019 / 17:53 WIB
NPF Buana Finance turun jadi 2,19% pada Mei 2019, ini pendorongnya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Ramadan dan lebaran tidak memberikan pengaruh menurunnya kualitas pembiayaan PT Buana Finance Tbk. Biasanya pasca lebaran rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan bakal menanjak.

Corporate Secretary PT Buana Finance Tbk Ted Suyani menyebut kualitas pembiayaan emiten multifinance bersandi saham BBLD ini membaik pada Mei 2019. Buana finance mencatat NPF Mei 2019 di posisi 2,19%. Membaik 121 basis poin dari posisi Mei 2018 pada level 3,40%.

"NPF Mei tahun 2019 terhadap Mei 2018 mengalami penurunan, karena Buana Finance semakin selektif dan penanganan collection dilakukan secara disiplin. Meskipun setelah Ramadan dan lebaran antara April 2019 dan Mei 2019 naik 0,11%," ujar Ted kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Namun Ted mengaku kenaikan pasca lebaran merupakan hal yang lumrah. Ted menyebut berdasarkan histori perusahaan, satu hingga dua bulan setelah lebaran NPF akan kembali melandai dibandingkan posisi pasca lebaran. Hingga akhir tahun, BBLD menargetkan dapat menekan NPF di bawah 2%.

Bila dirinci, NPF Buanan Finance hingga Mei 2019 hampir merata antara sektor multiguna maupun produktif. Ia menyebut pembiayaan untuk konsumsi atau multiguna pada Mei 2019 di level 2,20%. Sedangkan pembiayaan pada sektor produktif yakni investasi dan modal kerja di posisi 2,18%.

Penurunan NPF secara tahunan diiringi dengan kenaikan pembiayaan hingga 13,5% yoy dari Rp 1,147 triliun menjadi Rp 1,303 triliun hingga lima bulan pertama 2019. Lanjut Ted kinerja ini ditopang oleh adanya lonjakan permintaan pembiayaan pada periode ini. Padahal BBLD tidak mengelar program khusus guna mengungkit pembiayaan.

"Secara tujuan penggunaan, pembiayaan multiguna tumbuh 10,57% yoy dari Rp 831,3 miliar menjadi Rp 919,2 miliar per Mei 2019. Sedangkan pembiayaan pada sektor produktif tumbuh 21,32% yoy dari Rp 316,6 miliar menjadi Rp 384,1 miliar," tambah Ted.

Artinya pembiayaan sektor produktif BBLD mengalami lonjakan yang signifikan. Namun secara nominal, pembiayaan multiguna atau ke sektor konsumtif masih besar.

Hingga lima bulan pertama 2019, pembiayaan multiguna memberikan kontribusi sebesar 70,54% terhadap portofolio bisnis Buana Finance. Sisanya sebesar 29,47% disumbangkan oleh pembiayaan produktif baik investasi maupun modal kerja.

Ted yakin realisasi pembiayaan masih akan berlanjut hingga penghujung semester 1 2019. BBLD menargetkan hingga Juni 2019 pembiayaan dapat menyentuh nominal Rp 1,5 triliun. Sedangkan target BBLD hingga sepanjang 2019 tumbuh 5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×