kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPF fintech mencapai 5,10% per Mei 2020, AFPI: Masih dalam batas wajar


Rabu, 29 Juli 2020 / 21:13 WIB
NPF fintech mencapai 5,10% per Mei 2020, AFPI: Masih dalam batas wajar


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat non performing financing (NPF) fintech mencapai 5,10% per Mei 2020. Angka ini melonjak signfikan dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 1,57%.

Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede menyebutkan, melonjaknya NPF lantaran dampak pandemi corona (Covid-19) yang membuat penyaluran pinjaman turun.

Tak hanya itu, peminjam atau borrower kesulitan melunasi pinjamannya, serta melakukan restrukturisasi. Kendati demikian, Tumbur bilang, angka NPL fintech tersebut masih wajar, jika mengacu pada kondisi perekonomian saat ini.

Baca Juga: Pandemi memicu Modalku fokus kucurkan pinjaman ke pengusaha online

“Saya bilang wajar karena fintech P2P lending menyasar pada segmen peminjam yang berkategori underbanked dan underserved. Artinya, fintech bukan menjadi segmen pasar industri keuangan konvensional, makanya borrower fintech memiliki risiko tinggi daripada segmen pasar industri keuangan konvensional,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id, Rabu (29/7).

PT Lunaria Annua Teknologi (KoinWorks) sebagai salah satu perusahaan fitech P2P lending mencatat NPF sekitar 1%. VP of Marketing Growth Koinworks Frecy Ferry Daswaty menyebutkan, untuk menjaga NPF, KoinWorks melakukan credit scoring, sehingga dapat menghasilkan pinjaman yang berkualitas untuk didanai oleh pendana.

“Pada semester II, Koinworks optimistis dapat menjaga kinerja di periode ini dengan memaksimalkan pendampingan kepada UKM digital,” ujar Frecy.

Sementara PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mencatat, saat ini NPF sebesar 2,73%. CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, strategi perusahaan dalam memitigasi risiko kredit macet adalah dengan meningkatkan credit underwriting standard, serta lebih memilih pinjaman agunan invoice financing dibandingkan pre-invoice financing.

Baca Juga: Amartha catatkan tingkat keberhasilan pengembalian 100% di wilayah Sumatra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×