kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

NPF Paylater Perusahaan Pembiayaan Terus Merangkak Naik, Ini kata Pengamat


Rabu, 12 Februari 2025 / 17:45 WIB
NPF Paylater Perusahaan Pembiayaan Terus Merangkak Naik, Ini kata Pengamat
ILUSTRASI. Tingkat NPF gross Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat Non Performing Financing (NPF) gross Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2024 sebesar 2,52%, kemudian menjadi 2,6% per September 2024, lalu menjadi 2,76% per Oktober 2024, kembali naik menjadi 2,92% per November 2024, pada akhirnya menyentuh 2,99% per Desember 2024.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan makin tinggi pertumbuhan penyaluran BNPL, maka makin tinggi juga peluang kenaikan NPF. 

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Sebesar Rp 503,43 Triliun Per Desember 2024

"Terlebih, BNPL perusahaan pembiayaan juga mempunyai credit scoring dan pasar yang underbanked, potensi kenaikan NPF tentu ada," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/2).

Lebih lanjut, meski ada kenaikan penyaluran yang cukup signifikan, Nailul menilai angka NPF tersebut masih terbilang terkendali. Dia berpendapat hal itu dikarenakan beberapa perusahaan pembiayaan penyedia BNPL tampaknya sudah menghindari pasar unbanked. 

"Sebab, risiko segmen itu cukup besar," ucapnya.

Nailul memperkirakan potensi gagal bayar atau kenaikan NPF kemungkinan masih akan meningkat ke depannya, seiring dengan masih tingginya permintaan terhadap layanan BNPL. Terlebih pada awal tahun ini juga mendekati periode Ramadan dan Lebaran. 

Baca Juga: OJK: BNPL Perusahaan Pembiayaan Naik 37,6% per Desember 2024, Ini Penyebabnya

Sementara itu, OJK mencatat penyaluran pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan mencapai Rp 6,82 triliun per Desember 2024. Nilai itu meningkat sebesar 37,6%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 
Adapun pertumbuhan per Desember 2024 itu tercatat meningkat, jika dibandingkan pertumbuhan per November 2024 yang mencapai 35,3% secara tahunan alias Year on Year (YoY). 

Selanjutnya: Pentingnya Verifikasi Manusia Anti Robot di Era Transformasi Digital

Menarik Dibaca: Pentingnya Verifikasi Manusia Anti Robot di Era Transformasi Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×