kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

NPF Paylater Perusahaan Pembiayaan Terus Merangkak Naik, Ini kata Pengamat


Rabu, 12 Februari 2025 / 17:45 WIB
NPF Paylater Perusahaan Pembiayaan Terus Merangkak Naik, Ini kata Pengamat
ILUSTRASI. Tingkat NPF gross Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat Non Performing Financing (NPF) gross Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2024 sebesar 2,52%, kemudian menjadi 2,6% per September 2024, lalu menjadi 2,76% per Oktober 2024, kembali naik menjadi 2,92% per November 2024, pada akhirnya menyentuh 2,99% per Desember 2024.

Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan makin tinggi pertumbuhan penyaluran BNPL, maka makin tinggi juga peluang kenaikan NPF. 

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Sebesar Rp 503,43 Triliun Per Desember 2024

"Terlebih, BNPL perusahaan pembiayaan juga mempunyai credit scoring dan pasar yang underbanked, potensi kenaikan NPF tentu ada," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (12/2).

Lebih lanjut, meski ada kenaikan penyaluran yang cukup signifikan, Nailul menilai angka NPF tersebut masih terbilang terkendali. Dia berpendapat hal itu dikarenakan beberapa perusahaan pembiayaan penyedia BNPL tampaknya sudah menghindari pasar unbanked. 

"Sebab, risiko segmen itu cukup besar," ucapnya.

Nailul memperkirakan potensi gagal bayar atau kenaikan NPF kemungkinan masih akan meningkat ke depannya, seiring dengan masih tingginya permintaan terhadap layanan BNPL. Terlebih pada awal tahun ini juga mendekati periode Ramadan dan Lebaran. 

Baca Juga: OJK: BNPL Perusahaan Pembiayaan Naik 37,6% per Desember 2024, Ini Penyebabnya

Sementara itu, OJK mencatat penyaluran pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan mencapai Rp 6,82 triliun per Desember 2024. Nilai itu meningkat sebesar 37,6%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 
Adapun pertumbuhan per Desember 2024 itu tercatat meningkat, jika dibandingkan pertumbuhan per November 2024 yang mencapai 35,3% secara tahunan alias Year on Year (YoY). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×