Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet (NPL) disektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum cukup tinggi di awal tahun ini. Pada Januari 2018, NPL sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum tercatat 5,58%.
Bambang Tribaroto, Sekretaris Perusahaan BRI bilang sektor ini terdiri dari dua industri pertama bisnis akomodasi hotel dan kedua bisnis makan dan minuman restoran.
"Sektor akomodasi makanan dan minuman sangat erat kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat," kata Bambang kepada kontan.co.id, Kamis (29/3).
Bila dilihat tingkat pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia tahun 2017, angkanya relative lebih rendah atau stagnan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tercatat pertumbuhannya di bawah 5%.
Masih stagnanya pertumbuhan konsumsi ini membuat pelaku usaha untuk menahan ekspansi bisnisnya sehingga tingkat pertumbuhan kredit di sektor ini posisi Desember 2017 hanya berkisar 5% jauh turun bila dibandingkan dengan Desember 2016 9%.
Penurunan tingkat permintaan kredit dibarengi dengan masih stagnannya konsumsi membuat tingkat NPL sektor ini mengalami tren kenaikan.
Khusus untuk akomodasi, tantangan tidaknya di daya beli atau konsumsi namun juga terkait disruptive innovation atau teknologi dengan kehadiran aplikasi penyedia tempat tinggal di daerah wisata yang dapat mengurangi daya okupasi perhotelan.
BRI sektor ini NPLnya masih sangat terjaga jauh dari tingkat nasional, yaitu sebesar 2,6%. Menjaga kualitas dan memilih dengan baik calon nasabah untuk sektor akomodasi, makanan, dan minuman sangat penting.
Di sisi lain, potensi di sektor ini masihlah sangat besar mengingat share konsumsi terhadap ekonomi Indonesia masih di atas 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News