Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan pihaknya menargetkan rasio non performing loan (NPL) hingga akhir tahun maksimal dapat terjaga di level 2,95%.
Direktur Keuangan, Tresuri dan Strategi BTN Nixon Napitupulu menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan beberapa upaya peningkatan kualitas aset.
Salah satunya antara lain dengan membatasi pemberian pembiayaan ke sektor bangunan tinggi alias high rise building. Setidaknya, sampai dengan 2019 ini hanya ada dua kredit bangunan tinggi yang mendapat persetujuan perusahaan.
"Kami sangat selektif dan tidak akan mau masuk sembarangan, dan beberapa debitur KPR non subsidi di Kalimantan juga memang ada perlambatan," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/9).
Lebih lanjut, perusahaan juga mengakui beberapa KPR non subsidi memang ada yang mengalami kenaikan NPL terutama untuk KPR dengan ticket size hingga maksimal Rp 500 juta dibanding periode sebelumnya.
Untuk mengantisipasi membesarnya NPL di segmen KPR non subsidi pihaknya juga akan menerapkan asuransi kerugian kredit untuk menjaga portofolio pada September 2019. Terutama, untuk segmen debitur pendapatan tidak tetap (non fixed income) seperti wiraswasta.
"Nanti kami akan menggandeng perusahaan asuransi kredit BUMN, belum bisa disebut namanya saat ini," katanya.
Sesuai dengan rencana, bank bersandi emiten BBTN dalam waktu dua bulan akan mengimplementasikan asuransi kredit KPR non subsidi.
"Pasar memang sedang melambat, tidak bisa kami paksa tumbuh. Pembiayaan rumah kedua juga agak berat, jadi untuk menjual NPL tidak semudah dulu," terangnya.
Baca Juga: Pasca RUPSLB, BTN pastikan seluruh kegiatan perbankan tak terganggu
Di sisi lain, perusahaan juga berniat untuk terus mengalokasikan laba ditahan guna mempertebal rasio pencadangan atau coverage ratio minimal 70% pada akhir tahun. Sekaligus untuk memenuhi ketentuan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang bakal berlaku Januari 2020.
Bila merujuk presentasi perusahaan pada kuartal II 2019 lalu, mayoritas NPL kredit perumahan BTN bersumber dari kredit konstruksi dengan NPL yang menyentuh 8,53% atau naik dari kuartal II 2018 yang semacam 4,28%.
Sementara dari sisi non perumahan, paling besar disumbang oleh kredit komersial dengan NPL 6,9% hingga Juni 2019 naik dari 6,62% di periode setahun sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, Plt Direktur Utama BTN Oni Febrianto menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh sektor pembiayaan apartemen tengah mengalami perlambatan.
BTN sudah melakukan restrukturisasi untuk memperbaiki kualitas kredit. Oni juga menegaskan, pihaknya akan berupaya untuk mengembalikan kualitas kredit konstruksi hingga ke level rendah.
"Harusnya turun, NPL konstruksi kami pernah mencapai 4%, harapannya dengan adanya tenaga baru, rasio ini bisa lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Dapat tambahan kuota FLPP, BTN yakin mampu capai target 2019
Oni juga mengakui, secara historis, BTN memang jarang melakukan penghapusan kredit atau write off untuk segmen komersial.
Sekadar informasi saja, per Juni 2019 rasio NPL BTN ada di level 3,32%, meningkat dari Juni 2018 yang sebesar 2,78% Posisi tersebut juga mencapai level tertinggi sejak tahun 2016 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News