kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPL perbankan terus menanjak hingga semester I


Jumat, 07 Agustus 2020 / 16:04 WIB
NPL perbankan terus menanjak hingga semester I
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?Wimboh Santoso


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah perbankan atau non performing loan (NPL) mengalami tren sejak akhir tahun 2019 hingga bulan Juni 2020.

Pada akhir 2019, masih berada pada posisi 2,53%, kemudian meningkat menjadi 2,77% pada Maret 3020, naik lagi jadi 2,89% pada April, 3,01% pada Mei dan  menjadi 3,11% pada Juni 2020.

Baca Juga: Nasabah surati Presiden Jokowi minta cabut penyitaan rekening efek WanaArtha

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso kenaikan NPL tersebut sebetulnya lebih tertahan karena kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit. Tanpa relaksasi itu, NPL bisa meningkat tajam mengingat pukulan sangat besar yang diakibatkan pandemi Covid-19 terhadap ekonomi.

Peningkatan itu menurut Wimboh murni disebabkan oleh kredit yang tidak masuk program restrukturisasi "Slightly meningkat dan ini adalah betul-betul nasabah yang memang kenyataannya mengalami peningkatan tetapi tidak dalam konteks restrukturisasi," kata Wimboh dalam paparan virtual, Selasa (4/8).

Peningkatan NPL tersebut terutama bersumber dari sektor perdagangan besar, pengolahan, dan rumah tangga yang memiliki porsi 57% dari total kredit. NPL sektor perdagangan mencapai 4,59%, pengolahan 4,57%, dan rumah tangga 2,32 %.

Berdasarkan jenis penggunaan kredit, NPL tertinggi berada pada kredit modal kerja yang sebesar 3,96%. NPL kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing juga meningkat menjadi 2,58% dan 2,22%.

Baca Juga: MTF raih dana Rp 858 miliar dari penerbitan obligasi berkelanjutan V tahap I

Wimboh menilai perbankan masih kuat menghadapi peningkatan NPL karena permodalan masih cukup kuat dimana capital adequacy ratio (CAR) pada Juni mencapai 22,59%, naik dari periode Maret sebesar 21,72%.

"Permodalan perbankan masih sangat resilience dan mempunyai back up yang kuat untuk mendorong pertumbuhan kredit ke depannya," tandas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×