kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

NPL terus naik, begini cara bank besar menyiasatinya


Kamis, 29 Oktober 2020 / 14:00 WIB
NPL terus naik, begini cara bank besar menyiasatinya


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju non performing loan (NPL) bank-bank besar terus meningkat di tengah pandemi Covid-19. Per Agustus 2020 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat secara industri NPL telah naik sebanyak 60 basis poin (bps) secara year on year (yoy) menjadi 3,2%. 

Sejumlah bank yang sudah memaparkan kinerja pun juga mengalami nasib serupa. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang mencatat NPL gross ada di level 1,9% naik 0,3% secara tahunan di akhir kuartal III 2020. Walau begitu, kalau dilihat secara kuartalan, sejatinya NPL BCA justru menyusut dari periode kuartal II 2020 sebesar 2,1%. 

Paham akan tren risiko kredit yang sedang naik, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan kalau pihaknya memang terus menjaga tingkat kredit bermasalah di level yang memadai. Salah satunya dengan terus memupuk biaya pencadangan yang cukup. "BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp 9,1 triliun meningkat sebesar Rp 5,6 triliun atau naik 160,6% yoy, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/10). 

Baca Juga: BNI Syariah targetkan baki debet kartu pembiayaan Rp 360 miliar hingga akhir tahun

Benar saja, kalau melihat paparan kinerja perseroan. BCA memang punya rasio pencadangan yang sangat tinggi yakni mencapai 243,5% per akhir kuartal III 2020. Posisi itu meningkat sebanyak 79,7% kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Di tengah tantangan yang dinamis saat ini, kami akan berupaya untuk menjaga NPL tetap berada di level aman," imbuhnya. 

Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan NPL di akhir September 2020 ada pada posisi 3,3%. Posisi tersebut mengalami peningkatan cukup besar sebanyak 2% dari periode setahun sebelumnya yang ada di level 1,3%. 

Sejalan dengan peningkatan NPL tersebut, bank berlogo 46 ini juga terus memupuk biaya pencadangan cukup jumbo hingga menembus 206,9% per kuartal III 2020. Rasio tersebut bisa dibilang merupakan yang paling tinggi dalam beberapa bulan terakhir. 

Baca Juga: Antara BNI, Mandiri dan BCA, siapa yang punya kinerja paling baik di tengah pandemi?

Direktur TI dan Operasional Bank BNI Y.B. Hariantono menjelaskan ke depan pihaknya akan terus menjaga prinsip kehati-hatian guna menggawangi laju NPL. "Kami akan lakukan pertumbuhan secara selektif dan prudent dengan memperhatikan track record debitur," katanya Selasa (27/10).

Di sisi lain, pihaknya juga menyebut akan terus memonitor kredit bermasalah sambil membentuk pencadangan yang cukup. 



TERBARU

[X]
×