Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Seiring rencana penerbitan obligasi sebesar Rp 2 triliun, PT OCBC NISP Tbk (NISP) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15% hingga 20% pada tahun ini.
Sepanjang 2015, perolehan kredit NISP mencapai Rp 85,87 triliun. Artinya, tahun ini, perusahaan membidik kredit berkisar Rp 98,75 triliun hingga Rp 103,04 triliun.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan merambah segmen kredit yang baru, seperti segmen consumer goods. “Walaupun itu segmen yag bagus, tapi memang persaingannya juga tajam,” ujarnya, Rabu (30/3).
Target tersebut, lanjutnya, telah memperhitungkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Alasannya, kondisi makro ekonomi saat ini masih cenderung fluktuatif.
“Tentunya kami berharap ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik lagi, sehingga pertumbuhan kami bisa lebih cepat lagi. Cepat atau tidaknya pertumbuhan kami relatif lebih tergantung kondisi makro dan risiko kredit,” katanya.
Saat ini, kredit yang dikucurkan NISP masih dominan pada segmen perdagangan, jasa, manufaktur, tekstil, dan juga perkebunnan. Dengan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini, pihaknya sudah memperkirakan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) masih akan buruk hingga pertengahan tahun ini.
Saat ini, rasio NPL bersih OCBC NISP mencapai 0,8%. "Karena kalau kita lihat kondisi batubara, minyak dan rupiah, masif fluktuatif, kami tetap terus cermati dan memperkirakan hingga pertengahan tahun ini masih memburuk,” ungkap Parwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News