kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

OCBC NISP makin fokus garap private banking


Selasa, 21 November 2017 / 16:52 WIB
OCBC NISP makin fokus garap private banking


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk makin fokus menggarap segmen pengelolaan dana nasabah tajir. Selain melalui wealth management (WM), perseroan juga tengah getol menggarap private banking.

Hal ini lantaran menurut Kepala Divisi Private Banking OCBC NISP Peter Harsono, potensi untuk mendorong bisnis ini cukup potensial.

Salah satunya, antara lain didorong oleh era transparansi yang membantu lebih terbukanya kesempatan baru bagi industri perbankan di Indonesia untuk nasabah tajir melintir alias high net worth individual di negeri ini.

"Salah satunya karena nasabah high net worth individual memiliki kebutuhan diversifikasi portofolio dan kebutuhan berinvestasi di luar home market," ungkapnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (21/11).

Belum lagi, memang bisnis ini menunjukan peningkatan yang cukup stabil khususnya di kawasan Asia. Catatan saja, berdasarkan data World Wealth Report 2017 dadri Capgemini Consulting pada tahun 2016 pertumbuhan high net worth individual mengalami peningkatan sekitar 400.000 orang ke total 5,5 juta orang atau tumbuh sebesar 7,4% dengan total aset secara global menembus U$ 18,8 triliun.

Dus, melihat besarnya potensi tersebut bank yang terafiliasi dengan grup OCBC ini pun semakin percaya diri untuk menggarap bisnis ini.

Lebih lanjut, Peter mengungkap untuk private banking ini pihaknya memiliki beberapa target pasar. Antara lain, nasabah dengan usia di atas di atas 40 tahun, jumlah investasi di atas Rp 10 miliar dan sebagian besar adalah pemilik bisnis atau kalangan profesional.

"Profil nasabah ini biasanya memiliki beberapa kebutuhan antara lain inflation hedging artinya investasi yang memiliki return lebih tinggi dari tingkat inflasi," tambahnya.

Selain itu, nasabah tajir melintir tersebut juga memiliki kebutuhan seperti investasi yang lebih dari sekedar risk free rate dan juga menginginkan legacy planning alias investasi untuk generasi berikutnya.

Secara terpisah, Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyebut, pihaknya sejauh ini sudah berusaha memenuhi kebutuhan nasabahnya tersebut.

Beberapa langkah yang diambil antara lain dengan menghadirkan layanan pengelola keuangan serta sinergi dengan induk yakni OCBC Group, dan sister companies seperti Great Eastern Life Indonesia untuk investasi asuransi dan PT OCBC Sekuritas untuk investasi saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×