kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK akui penyaluran kredit bank lesu, ini penyebabnya


Senin, 18 November 2019 / 17:52 WIB
OJK akui penyaluran kredit bank lesu, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BCA di Tangerang Selatan, Jumat (8/11). OJK sebut permintaan kredit sampai kuartal III 2019 masih loyo disebabkan adanya perlambatan ekonomi makro secara global./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/11/2019.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan permintaan kredit sampai dengan kuartal III 2019 masih belum deras. Hal ini disebabkan adanya perlambatan ekonomi makro secara global.

Selain itu dari sisi kualitas pembiayaan, OJK mencatat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross meningkat menjadi 2,66% pada September 2019 dibandingkan Agustus 2019 yang 2,5%. Sektor kredit terhadap industri batu-bara menjadi penyebab utama kenaikan kredit bermasalah.

Baca Juga: Hampir mendekati target, begini realisasi pungutan OJK di 2019

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat dengan Komisi XI di DPR mengatakan pertumbuhan kredit hingga September 2019 masih jauh dari target regulator yang sebesar 9-11% secara year on year (yoy). Adapun, per September 2019, pertumbuhan kredit perbankan hanya 7,9% secara tahunan (yoy).

Wimboh mengatakan lambatnya pertumbuhan kredit bukan disebabkan oleh seretnya likuiditas maupun minimnya permodalan bank. Namun, lesunya permintaan kredit lebih disebabkan oleh kecilnya permintaan kredit baru ke perbankan.

"Ini karena permintaannya (demand) kredit terbatas. Bukan masalah modal atau likuiditas. Ini tercermin dari kondisi ekonomi makro," kata Wimboh di Jakarta, Senin (18/11).

Namun di sisa akhir tahun ini, Wimboh berharap kredit investasi dapat menopang perbaikan pertumbuhan fungsi intermediasi perbankan, terutama untuk investasi infrastruktur. Sebab, jika kredit investasi meningkat, OJK memandang kredit konsumsi dan modal kerja bakal ikut terangkat.

Per September 2019, kredit investasi tumbuh paling deras hingga 12,8%, sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh 5,9% dan 6,8% secara tahunan.

Baca Juga: Meski ekonomi tersendat, premi asuransi umum tetap melesat

"Ini tentunya jadi basis yang bagus bahwa ini memberikan pemicu untuk nanti peningkatan kredit di modal kerja. Karena biasanya proyek itu investasi dulu, investasi mesin, buka lahan, dan sebagainya. Ini kelihatannya ada tanda-tanda ke sana," imbuhnya.

Adapun, sepanjang tahun 2019 ini OJK memproyeksi pertumbuhan kredit akan ada di level 8-10%. Menurun dari proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 9%-11%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×