kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   8,56   0.94%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal NGBS, Sistem Perbankan Canggih yang Ada di KB Bank dan Kookmin Bank


Kamis, 02 Mei 2024 / 09:00 WIB
Mengenal NGBS, Sistem Perbankan Canggih yang Ada di KB Bank dan Kookmin Bank
ILUSTRASI. Menelisik kecanggihan next generation banking system di KBFG dan KB Bank


Reporter: Adrianus Octaviano, Nurtiandriyani Simamora | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) terus melanjutkan transformasi bisnis, setelah hadirnya Kookmin Bank sebagai pemegang saham baru. Salah satu bentuk transformasi yang dilakukan adalah mendorong digitalisasi.

KB Bank tidak main-main dalam mendorong proses digitalisasi. Untuk memuluskan digitalisasi, bank bagian dari KB Financial Group (KBFG) ini mengadopsi Next Generation Banking System (NGBS).

Dengan sistem tersebut, KB Bank berharap bisa meningkatkan daya saing di industri perbankan. “Kami akan mengubah core banking sytem agar menjadi lebih cepat dibandingkan kompetitor lainnya,” ujar Jung Ho Han, Direktur KB Bank.

Asal tahu saja, NGBS ini bukan sistem perbankan kaleng-kaleng, lo. KB Bank mengadopsi sistem yang sudah diterapkan di Kookmin Bank. Di Korea Selatan, Kookmin Bank bekerjasama dengan DeepBrain AI, salah satu pengembang kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) tenar di dunia.

Baca Juga: Ini Dia NGBS, Sistem Perbankan Generasi Baru yang Digunakan KB Bank

Kesuksesan penerapan sistem perbankan digital canggih tersebut mendorong pemegang saham KB Star juga menerapkan sistem ini di Indonesia. Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa sih, hebatnya Next Generation Banking System ini?

Kookmin Bank pertama kali mengumumkan inisiatif digital berupa pengembangan sistem teknologi informasi (TI) perbankan generasi baru ini pada kuartal akhir 2018 silam. Proses penerapan sistem ini dijalankan melalui proyek yang disebut K Project.

K Project ini dipimpin oleh Woo Yeul Lee, yang kini didapuk KBFG untuk menjadi Presiden Direktur KB Bank di Indonesia. K Project merupakan proyek Kookmin Bank untuk memperkuat kapabilitas keuangan digital dan menciptakan kanal layanan perbankan tanpa harus bertemu secara tatap muka.

Dalam laporan tahunan KB Financial Group tahun 2020, KBFG menyatakan penerapan sistem TI bank generasi baru ini dilakukan untuk menyikapi masuknya perusahaan teknologi finansial di bisnis layanan keuangan. Selain itu, kebijakan pemerintah Korea Selatan juga mendukung pengembangan perbankan digital.

Baca Juga: Dianggap Belum Optimal, KB Bank Akan Tingkatkan Performa Aplikasi KB Star dengan NGBS

Oleh karena itu, KBFG merancang platform finansial yang paling mudah dan nyaman digunakan bagi nasabah. Targetnya, KBFG ingin mengembangkan one stop financial service.

Sistem perbankan digital generasi baru Kookmin Bank ini akhirnya diluncurkan secara resmi pada Oktober 2020. Lewat sistem ini, KBFG mengintegrasikan layanan kantor cabang, mobile banking, internet banking, call center dan kanal lainnya. Dengan cara ini, nasabah Kookmin Bank akan mendapat layanan dengan kualitas setara, terlepas dari kanal yang diakses nasabah.

Sistem perbankan ini memungkinkan nasabah bisa mendapat layanan yang disesuaikan khusus untuk dirinya. Kemampuan ini membuat daya saing layanan Kookmin Bank meningkat.

Kookmin Bank juga sukses menerapkan sistem verifikasi nasabah hanya melalui gawai, yang disebut KB Mobile Certification. Ini pertama kalinya sistem verifikasi semacam ini diterapkan di Korea Selatan.

Baca Juga: KB Bank (BBKP) Resmi Ganti Merek dan Logo, Lakukan Perubahan Besar di Digital Banking

Pengembangan sistem TI ini memberi hasil positif bagi Kookmin Bank. Di akhir 2020, nasabah Kookmin Bank mencapai 32 juta orang. KB Mobile Certification sukses menarik 7,3 juta pengguna baru dalam jangan 20 bulan sejak diperkenalkan.

Nah, sistem tersebut kini juga diterapkan di KB Bank. Han menyebut, penerapan sistem TI ini juga akan mempercepat pelayanan bagi nasabah.

Han mencontohkan untuk pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR), di mana sebelumnya proses Service Level Agreement (SLA) bisa memakan waktu hingga 40 hari. Dengan sistem ini, proses bisa lebih cepat.

Buat perbandingan, Han menyebut, proses SLA di Kookmin Bank di Korsel hanya butuh waktu sekitar dua hari. “Rata-rata bank di Indonesia butuh sekitar 10 hari. Jadi jika kami bisa mengimplementasikan apa yang ada di Korea, maka kami bisa menjadi yang tercepat,” ujar Han.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×