kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Meski ekonomi tersendat, premi asuransi umum tetap melesat


Senin, 18 November 2019 / 17:48 WIB
Meski ekonomi tersendat, premi asuransi umum tetap melesat
ILUSTRASI. Pengunjung mangamati logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, kamis (23/5). AAUI mencatatkan pendapatan premi industri melesat tumbuh 20,9% secara tahunan atau year on year hingga kuartal III 2019./pho KONTAN/Car


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis perusahaan asuransi umum biasanya berbanding lurus dengan kondisi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2019 di level 5,02% yoy. Realisasi pertumbuhan ekonomi ini melambat dibandingkan kuartal ketiga 2018 pada posisi 5,2% yoy.

Kendati demikian, anomali terjadi pada pendapatan premi asuransi umum. AAUI mencatatkan pendapatan premi industri melesat tumbuh 20,9% secara tahunan atau year on year (yoy). Hingga September 2019 pendapatan premi asuransi umum senilai Rp 57,9 triliun dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 47,9 triliun.

Baca Juga: Merasa berpengalaman, Bukalapak ingin menjadi penyalur KUR

“Secara umum pertumbuhan ekonomi akan berdampak kepada perusahaan asuransi. Sejauh mana perusahaan asuransi bisa memanfaatkan ini itulah yang menjadi tantangannya. Saat pertumbuhan ekonomi 5% sedangkan penetrasi kurang maka premi juga tidak akan banyak. Namun saat pertumbuhan ekonomi turun, tapi penetrasi asuransi meningkat maka premi juga naik,” ujar Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe di Jakarta pada Senin (18/11).

Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial AAUI Trinita Situmeang menyebut memang ada anomali khususnya pada lini bisnis harta benda dan kredit yang masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi yang signifikan.

Lanjut Ia adapun lini bisnis kendaraan bermotor ikut melambat seiring dengan penurunan penjualan kendaraan bermotor. Trinita menyebut hingga September 2019 pendapatan premi dari lini bisnis kendaraan bermotor sebesar Rp 13,91 triliun. Nilai ini hanya tumbuh 1,1% yoy dibandingkan September 20198 senilai Rp 13,76 triliun.

Hal ini seiring dengan perlambatan penjualan roda empat yang turun 12% dari 856.655 unit menjadi 753.594 unit hingga kuartal ketiga 2019. Sedangkan penjualan kendaraan bermotor masih tumbuh 5% dari 4,16 juta unit menjadi 4,35 juta unit hingga Sembilan bulan pertama 2019.

Baca Juga: Dibanding Jiwasraya, OJK terima lebih banyak pengaduan soal klaim AJB Bumiputra

Lanjut Dody, anomali yang terjadi pada lini asuransi kredit dapat terlihat dari data Bank Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 8% pada kuartal ketiga 2019. Padahal asuransi umum mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi 104% yoy dari Rp 4,63 triliun menjadi Rp 9,44 triliun hingga September 2019.

“Dulu anggota tidak berpikir untuk menggarap asuransi kredit, sedikit sekali. Ternyata sekarang beberapa pemain berkutat berkompetisi yang ketat di dua bisnis utama yakni harta benda dan kendaraan bermotor, maka mencari celah termasuk asuransi kredit. Mereka pun penetrasinya cukup tinggi,” jelas Dody.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×