kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

OJK akui SBDK kurang efektif tekan bunga kredit


Selasa, 15 Juli 2014 / 19:48 WIB
OJK akui SBDK kurang efektif tekan bunga kredit
Miliarder India Gautam Adani berbicara selama wawancara dengan Reuters di kantornya di kota Ahmedabad, India barat, 2 April 2014. Investor Saham Terbesar di Dunia, Jual Sisa Saham di Perusahaan Adani.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui bahwa instrumen suku bunga dasar kredit (SBDK) kurang efektif menjadi alat untuk menekan suku bunga kredit agar tidak naik terlalu tinggi. Hal ini disebabkan masih rendahnya pemahaman nasabah debitur perbankan akan fungsi SBDK.

Menurut Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, kebijakan regulator untuk meminta setiap bank mengumumkan secara berkala tingkat SBDK sebetulnya bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang akan meminjam kredit dari bank.

"Sehingga berbekal pengetahuan itu, dia bisa bernegosiasi untuk mendapatkan tingkat bunga yang sesuai dari bank," kata Muliaman di Jakarta, Selasa (15/7).

Nyatanya, temuan OJK di lapangan menunjukkan banyak sekali masyarakat yang menjadi nasabah debitur perbankan bahkan belum tahu apa itu SBDK. Kalaupun dimuat secara rutin dalam website bank bersangkutan, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum terbiasa dengan internet untuk mengakses informasi mengenai SBDK. "Sehingga perlu sosialisasi lebih lagi agar masyarakat lebih memahami fungsi SBDK," ujar Muliaman.

Terkait tingginya bunga kredit perbankan, Muliaman menegaskan OJK tak akan serta merta membuka persaingan seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya. Struktur perbankan yang ada saat ini akan diamati untuk dilihat di mana pusat persoalan yang akan terjadi. "Barulah setelah itu akan diambil langkah yang sesuai," pungkas Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×