Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Kini Bank Artos juga tengah menyiapkan aksi penambahan modal melalui rights issue untuk menghimpun dana hingga Rp 1,5 triliun. Selain guna memenuhi ketentuan modal inti tersebut, aksi ini dilakukan agar perseroan bisa naik kelas ke BUKU 2 dengan modal inti di atas Rp 1 triliun.
Adapun tahun lalu, perseroan juga masih mencatat peningkatan rugi bersih senilai Rp 121,96 miliar. Nilai tersebut meningkat lebih dari lima kali lipat dibandingkan rugi bersih pada 2018 senilai Rp 23,28 miliar.
Baca Juga: Wamen BUMN Kartika: 93.400 debitur BBRI lakukan restrukturisasi kredit
Direktur utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) Fahmi Bagus Mahesa pun menyatakan hal senada. Ketentuan dalam Perppu COVID-19 tersebut memang tak memberi ruang bagi bank yang kelak dipaksa melakukan konsolidasi.
“Dalam krisis, upaya terbaik memang mesti diambil pemerintah untuk kepentingan yang lebih besar. Namun, kami memahami bahwa dalam pelaksanaannya perlu dilakukan dengan seksama serta didasari dengan tujuan yang baik, yaitu menjaga stabilitas ekonomi melalui sektor industri perbankan,” ujarnya kepada Kontan.co.id.
Tahun lalu kinerja perseroan juga masih memburuk dengan mencatat rugi bersih Rp 137,55 miliar. Meningkat 37,37% (yoy) dibandingkan rugi bersih pada 2018 senilai Rp 100,13 miliar. Modal inti perseroan juga tercatat merosot 53,86% (yoy) dari Rp 334,07 miliar pada 2018 menjadi Rp 154,13 miliar pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Laba Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tumbuh melambat Februari 2020
Menyiasati hal tersebut, kini perseroan juga tengah menyiapkan aksi rights issue untuk mempertebal permodalan. Perseroan akan menerbitkan 400 miliar saham baru bernominal Rp 3 per lembar. Pascaaksi, Bank Banten menargetkan bakal dapat tambahan modal maksimum hingga Rp 1,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News