Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan industri multifinance hingga awal paruh kedua 2019 masih stagnan. Kepala Departemen Pengawasan IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W. Budiawan menyatakan hingga 31 Juli 2019, outstanding pembiayaan industri multifinance tercatat sebanyak Rp 445,48 triliun.
"Pembiayaan mengalami peningkatan sebesar Rp 17,91 triliun atau tumbuh 3,84% year on year dari posisi 31 Juli 2018 sebesar Rp 429,02 triliun. Peningkatan ini ditopang dari meningkatnya pembiayaan ke sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi," ujar Bambang kepada Kontan.co.id pada Senin (26/8).
Baca Juga: Perbankan makin mengoptimalkan penyaluran kredit via platform digital
Lanjut Ia kinerja multifinance juga didorong oleh perawatan mobil dan sepeda motor sebesar Rp 12,44 triliun. Nilai ini tumbuh 16,70% dari posisi Juli 2018. Selain itu sektor Rumah Tangga sebesar Rp 11,43 triliun atau tumbuh 17,80% dari posisi Juli 2018.
"Adapun sektor yang mengalami penurunan antara lain sektor Pengadaan Listrik, gas, uap atau air panas dan udara dingin yang turun sebesar Rp4,05 Triliun atau minus 21,29% dari posisi Juli 2018," tambah Bambang.
Pertumbuhan pada Juli 2019 lebih lambat dibandingkan Juni 2019. OJK mencatatkan hingga Juni 2019 pembiayaan multifinance mencapai Rp 445,64 triliun. Nilai ini tumbuh 4,29% secara tahunan atau year on year (yoy) dari posisi Juni 2018 senilai Rp 427,32 triliun.
Baca Juga: APPI optimistis pembiayaan multifinance tumbuh 7% tahun ini
Kendati demikian, Ia menyebut berdasarkan data statistik yang dimiliki OJK, pada akhir tahun 2019, OJK memproyeksikan sumber pendanaan perusahaan pembiayaan dari pinjaman dan penerbitan obligasi sebesar Rp 358,77 triliun.
Nilai ini setara 0,61% dari total pendanaan perusahaan pembiayaan pada akhir tahun 2018 sebesar Rp 356,58 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News