kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,55   -0,99   -0.11%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK Dorong BPR dan BPRS Masuk ke Sistem Pembayaran Digital


Selasa, 19 April 2022 / 16:54 WIB
OJK Dorong BPR dan BPRS Masuk ke Sistem Pembayaran Digital
ILUSTRASI. OJK mendorong Bank Perkreditan Karya (BPR) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) segera bertranformasi ke arah digital.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Bank Perkreditan Karya (BPR) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) segera bertranformasi ke arah digital agar bisa tetap bertahan dan tumbuh menghadapi perkembangn industri keuangan yang sudah semakin digital.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, OJK akan memasukkan BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ke dalam ekosistem pembayaran berbasis digital.

Hal itu dilakukan untuk mempercepat implementasi POJK Nomor 25/03/2021 tentang penyelenggaraan produk untuk BPR/BPRS yang sudah diluncurkan tahun lalu.

"Selain memasukkan ke dalam ekosistem pembayaran berbasis  digital, OJK juga akan beri  kemudahan persetujuan produk berbasis IT serta mendorong BPR/BPRS untuk berkolaborasi dengan bank umum dalam hal pemanfaatan teknologi informasi," kata Wimboh, baru-baru ini.

POJK Penyelenggaraan Produk BPR/BPRS diterbitkan untuk meningkatkan kesempatan bagi BPR/BPRS berinovasi dan berkolaborasi dengan lembaga lain dalam menyelenggarakan produk berbasisi IT sejalan dengan perubahan perilaku dan ekspektasi masyarakat yang memanfaatkan teknologi informasi.

Baca Juga: Dorong Penyaluran Kredit dan Penguatan Kesehatan BPR, OJK Terbitkan Dua POJK Baru

Salah satu BPR yang sedang melakukan proses tranformasi digital adalah BPR Hasamitra. Persiapan go digital tersebut sudah dimulai bank ini sejak tahun 2019.

Direktur Utama BPR Hasamitra I Nyoman Supartha mengatakan, konsep digitalisasi BPR Hasamitra sudah rampung dan bahkan akan dipakai OJK menjadi role model dalam layanan digital industri BPR.

"Cuma memang ada beberapa hambatan karena selain harus ada izin OJK, kami juga harus mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI),  terutama yang menyangkut atau berkaitan dengan sistem pembayaran," ungkap pria yang akrab disapa Mansu itu pada Kontan.co.id, Senin (18/4).

Namun, Mansu menegaskan bahwa transformasi digital Bank Hasamitra ini berjalan dengan baik. Saat ini, perseroan sedang mengurus kembali perizinan cardless, ATM  Bersama, pengembangam fitur layanan mobile banking seperti  deposito online, tabungan online dan aplikasi kredit atau Loan Origination System (LOS).

Dalam melakukan tranformasi digital tersebut, Bank Hasamitra akan menggandeng bank lain. Pertama, perseroan bekerjasama dengan Bank Mandiri sebagai partner atau sebagai bank jangkar.

Selain itu, lanjut Mansu, Bank Hasamitra bekerjasama dengan Bank Sahabat Sampoerna untuk menyediakan layanan virtual account, lalu menggandeng Bank Sulselbar untuk pembayaran pajak daerah, dan bekerjasama dengan Bank Danamon untuk layanan cash management.

Mansu bilang, ke depan, perseroan juga akan menyediakan layanan uang elektronik dengan menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

"Progres dari semua kerjasama yang dilakukan Bank Hasamitra berjalan sesuai timelinenya dengan mitra bisnis atau mitra harmoni, naik itu  dengan bank besar, fintech maupun vendor yang ahli atau memiliki pengalaman dan lolos audit," kata Mansu.

Dari BPRS, ada Bank Hijra yang sedang fokus melengkapi produk dan layanan pada aplikasi digitalnya. Bank yang semula bernama BPRS Cempaka Al Amin dan telah diakuisisi Alami Group ini tengah melakukan persiapan pengembangan layanan dan penyempurnaan teknologi untuk menjadi bank digital.

CEO Alami Dima Djani mengatakan, Bank Hijra akan disempurnakan jadi produk perbankan yang patuh pada prinsip keuangan syariah dan juga menyesuaikan kebutuhan masyarakat terkini.

"Hal itu, sejalan dengan niat ALAMI untuk membangun ekosistem produk yang menyediakan akses seluas-luasnya kepada platform keuangan syariah berbasis teknologi," kata Dima pada Kontan.co.id, Selasa (19/4).

Dia bilang, aplikasi Hijra Bank saat ini telah tersedia tetapi masih dengan fitur dan pengguna yang sangat terbatas. Oleh karena itu, berbagai produk dan layanan akan segera dilengkapi di aplikasi tersebut seperti layanan pembiayaan, KPR, dan lain sebagianya yang saat ini telah berjalan secara offline.

"Sambil menunggu Hijra Bank mengembangkan inovasi dalam berbagai fitur menarik, kami terus aktif melakukan serangkaian kegiatan yang bersifat menaikkan literasi tentang keuangan syariah, termasuk melalui kampanye Ramadhan," kata Dima.

Baca Juga: Tak Mau Ditinggal Nasabah, BPR Hasamitra Akan Segera Go Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×