Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Pasalnya, saat ini masih sangat minim perusahaan BUMN yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengungkapkan, dengan banyaknya perusahaan BUMN masuk pasar modal akan menjadikan pasar modal Indonesia lebih berkembang. Hal ini akan menambah kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar modal.
"Kami mendorong pasar modal untuk tumbuh dan berkembang terkait keterbukaan informasi yang diperlukan masyarakat. Kami berharap banyak BUMN masuk pasar modal," kata Muliaman di Jakarta, Kamis (30/1).
Muliaman menjelaskan, tahun ini juga akan fokus untuk mengembangkan pasar modal Indonesia selain industri keuangan lainnya seperti perbankan dan asuransi. Pendalaman pasar modal akan berakibat baik untuk investor lokal dan asing.
"Meyakini fundamental emiten di pasar modal supaya tetap kinclong tetap menarik," jelas Muliaman.
Lebih lanjut Muliaman mengungkapkan, untuk terus mendorong perusahaan BUMN masuk ke pasar modal perlu dilakukan edukasi kepada semua pihak. Arah pembangunan ekonomi Indonesia sangat membutuhkan ketersediaan infrastruktur, namun potensi pembiayaannya sangat kecil.
Pada umumnya, struktur penyaluran pembiayaan dari perbankan hanya memiliki jangka waktu tiga bulan. Karena itu, pembiayaan jangka panjang dari industri perbankan merupakan hal yang sulit dan tidak kompatibel.
Terlebih untuk mendanai infrastruktur yang membutuhkan waktu selama 10 tahun sampai dengan 15 tahun. Karena itu, pasar modal bisa dijadikan sebagai sumber alternatif pembiayaan jangka panjang.
"Hal ini akan sulit bagi pengembangan infrstuktur yang membutuhkan waktu panjang. Pembiayaan ini sangat diperlukan untuk pembangunan ekonomi nasional," kata Muliaman.
Untuk itu, OJK akan menerapkan perbaikan aspek-aspek good corporate governance (GCG) untuk para emiten di pasar modal. Hal ini menjadi salah satu tolak ukur menjadi perusahaan lebih baik.
"Jadi nanti tidak usah khawatir untuk membeli saham karena pasar di Indonesia lebih terbuka," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News