Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit tahun depan, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan sedikit lebih tinggi dibandingkan perolehan sampai akhir tahun 2017. Di sisi lain, pemerintah juga optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diprediksi berada di kisaran 5,4%.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit diprediksi akan lebih kencang pada tahun 2018. Dia memproyeksi kredit tahun depan mampu tumbuh di kisaran 12%-13%.
Bila membandingkan dengan target tahun ini, angka tersebut memang lebih tinggi. Sebab, dari Rancangan Bisnis Bank (RBB) tahun 2017 yang diterima OJK, perbankan diperkirakan bisa mencetak pertumbuhan kredit sebesar 11,8%, setelah target sebelumnya 13%.
Adapun hingga Oktober 2017 bila dibandingkan periode yang sama tahun 2016, OJK mencatat kredit perbankan tumbuh 7,86%. Angka ini justru menurun dari catatan pertumbuhan kredit per Agustus 2017 yang berada di level 8,26%. "Bank sedang melakukan konsolidasi pasca relaksasi kemarin, memang ada sedikit perlambatan," terang Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Jumat (10/11).
Soal perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi pada pada Oktober 2017 dibandingkan Agustus 2017, menurut Wimboh, hal itu terjadi lantaran ada beberapa debitur bank besar, terutama bank pelat merah, yang melunasi sebagian kredit.
Wimboh mencontohkan pelunasan utang yang dilaksanakan PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kemarin ada BUMN yang melunasi utang di bank. Ada yang sampai Rp 4 triliun. Itu kan sudah merevisi pertumbuhan yang sangat besar ke bawah," ungkap Wimboh.
Lebih variatif
Senada dengan OJK, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebelumnya juga optimistis pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih baik dari tahun ini.
Demi mewujudkan hal tersebut, Putrama Wahyu Setyawan, Direktur Bisnis Menengah BNI dua hari lalu menyatakan, pihaknya akan menggeber kredit ke sektor perhotelan dan manufaktur. Tahun ini, kredit BNI dipatok naik berkisar 13%.
Namun, lain halnya dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang justru memprediksi pertumbuhan kredit tahun depan akan sama dengan tahun ini. "Pertumbuhan tetap sekitar 9% pada tahun 2018," terang Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News