kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK Prioritaskan Investor Lokal untuk Akuisisi, Begini Kinerja Sejumlah Bank Mini


Selasa, 04 Januari 2022 / 13:05 WIB
OJK Prioritaskan Investor Lokal untuk Akuisisi, Begini Kinerja Sejumlah Bank Mini
ILUSTRASI. Bank Mayora. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsolidasi perbankan lewat akuisisi atau merger bakal marak kian marak tahun ini. Pasalnya, bank-bank umum tinggal punya waktu satu tahun lagi untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menekankan bahwa regulator akan mengutamakan memberikan restu kepada investor lokal untuk mencaplok bank-bank kecil berkinerja bagus.

"Jangan sampai bank yang bagus ini dikasih ke asing. Itu tidak benar. Harus ada kerja bakti dululah kalau asing mau ambil," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo dalam webinar Arah Bisnis 2022 yang digelar belum lama ini.

Sudah ada sejumlah investor lokal yang mencaplok bank kecil dalam beberapa tahun terakhir. Terbaru, Emtek Group mengakuisisi Bank Fama Internasional. Bank ini terbilang berkinerja baik. 

Baca Juga: Ombudsman: Masih Ada Banyak Pekerjaan Rumah OJK untuk Menyelesaikan Keluhan Publik

Per Semester I 2021, perseroan mampu mengantongi laba bersih Rp 27,99 miliar, meroket 138,3% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Itu sejalan dengan pendapatan bunga bersihnya yang tumbuh 74,1% jadi Rp 42,61 miliar. Kredit perseroan tercatat Rp 744,93 miliar, turun dari Rp 766,67 miliar per Desember 2020.

Dari bank besar, BCA sebelumnya sudah sukses mencaplok Bank Royal dan kini disulap menjadi Bank BCA Digital. Pemegang saham Bank Mega, pengusaha Chairul Tanjung telah mengakuisisi Bank Harda Internasional yang kini berganti nama jadi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) saat sedang dalam proses mengakuisisi Bank Mayora untuk dikembangkan jadi digital. 

Dengan begitu, bank-bank besar yang belum punya kendaraan bank digital tinggal Bank Mandiri. BRI sudah punya PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang sedang dalam proses bertransformasi jadi bank digital.

Berikut kinerja bank-bank kecil yang belum melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI):

1. Bank Mayora
Bank dengan modal inti Rp 1,22 triliun per September 2021 tercatat memiliki kinerja cukup bagus. Per kuartal III 2021, Bank Mayora membukukan laba bersih Rp 32,8 miliar atau naik 33,3% periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) bank ini ada di level 30,14%. 

Total kredit Bank Mayora Per September mencapai Rp 3,78 triliun atau turun dari Rp 4,2 triliun di periode yang sama tahun 2020. Dana Pihak Ketiga mencapai Rp 7,3 triliun atau turun 14% YoY. Rasio kredit bermasalah (NPL) secara gross ada di level 3,21% atau turun dari 4,66% pada September tahun sebelumnya. Sedangkan NPL net ada di level 2,09%, turun 3,52%.

Baca Juga: Aset Berkualitas Rendah Dialihkan ke PPA, NPF Bank Muamalat Tinggal 0,58%

2. Bank Index Selindo.
Bank dengan modal inti  Rp 1,46 triliun per September 2021 ini memiliki kinerja apik. Laba bersih bank di kuartal III tahun lalu meningkat 42,5% YoY menjadi Rp 57,57 miliar. Pertumbuhan net profit itu sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih 10,3% dari Rp 290 miliar jadi Rp 320 miliar. 

Di tengah tekanan pandemi Covid-19, kredit bank ini masih cenderung stabil di Rp 6,9 triliun per September. Sedangkan DPKnya turun 2,5% jadi Rp 7,7 triliun.  Kualitas aset bank ini juga masih terjaga baik dimana NPL gross ada di level 2,74% atau turun dari 2,88% pada September 2020 dan NPL netnya 1,1% atau turun drai 1,8%. CAR Bank Index ini ada di level 20,6%.

Presiden Komisaris bank ini adalah Bosur Simatupang. Adapun pemegang saham pengendali bank ini adalah PT Kazanah Indexindo dengan kepemilikan 52,52%. Sisa sahamnya dimiliki oleh PT Creaador Capital 18,9%, PT Asseta Selindo 17,5%, Kurniadi Setiawan 3,74%, SBI Emerging Asia Financial Sector Fund Pte ltd 3,46%, Nederlandse Financierings Maatschappij voor Ontwikkelingslanden NV 2,6% dan Alwi Setiawan 1,25%.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×