Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kinerja intermediasi perbankan nasional tetap stabil dengan profil risiko yang terjaga, meski perekonomian global melambat dan tensi geopolitik di Timur Tengah meningkat.
Mengutip keterangan resmi hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Juni 2025, penyaluran kredit perbankan tumbuh 8,43% year-on-year (yoy) pada akhir Mei 2025 menjadi Rp7.997,63 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 13,74%, diikuti oleh kredit konsumsi 8,82%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 4,94% yoy.
“Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,92%, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,17%, di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers RDKB OJK Juni 2025 yang disiarkan live di YouTube resmi OJK pada 8 Juli 2025 lalu.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 4,29% yoy menjadi Rp9.072 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing- masing tumbuh 5,57%, 5,39%, dan 2,31% yoy.
Dalam catatan OJK, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan terbatasnya pertumbuhan deposito. Antara lain, nasabah banyak menyimpan dana di giro dan tabungan karena penawaran imbal hasil menarik maupun fleksibilitas penarikannya. Selain itu, jenis instrumen investasi lain dengan imbal hasil lebih tinggi juga makin beragam.
Likuiditas industri perbankan pada Mei 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 110,33% dan 24,98%, masih di atas ambang batas masing-masing 50% dan 10%. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 192,41%.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,29% dan NPL net 0,85%.
“Loan at Risk atau LaR juga relatif stabil, tercatat di angka 9,93%. Meskipun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, rasio LaR tercatat stabil seperti di level sebelum pandemi,” tutur Dian.
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 25,51%. Hal ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.
Porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat 0,27% dari total kredit perbankan, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per Mei 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 25,41% yoy menjadi Rp21,89 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,79 juta.
Selanjutnya: Simak! Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Rupiah Sepekan Ini
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 18-20 Juli 2025, Beli 1 Gratis 1 Fanta-Minute Maid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News