kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

OJK Telah Cabut Izin 20 BPR dan BPRS Sejak Awal 2024


Kamis, 26 Desember 2024 / 12:12 WIB
OJK Telah Cabut Izin 20 BPR dan BPRS Sejak Awal 2024
ILUSTRASI. Petugas LPS memasang segel di pintu BPR Arfak Indonesia (Bank Arfindo) di Manokwari, Papua Barat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan pencabutan izin usaha (CIU) kepada sebanyak 20 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) sejak awal tahun 2024.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK menjelaskan, pencabutan izin usaha pada BPR/S tersebut tidak serta merta dilakukan.

"Pengawas senantiasa memantau realisasi rencana tindak penyehatan yang dilakukan oleh BPR/S dan PSP," ungkap Dian dalam jawaban tertulisnya, dikutip Kamis (26/12).

Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha Bank Perkreditan Rakyat Kencana

Selain itu, CIU dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan tugas OJK dalam rangka menjaga dan memperkuat industri BPR/BPRS serta melindungi kepentingan konsumen setelah Pemegang Saham dan Pengurus BPR/S tidak mampu melakukan upaya penyehatan terhadap BPR/S.

OJK pada saat ini terikat kepada aturan dalam UU P2SK dimana status BDP tidak boleh melampaui 1 tahun.

Menurutnya, upaya korektif seperti penambahan setoran modal, aksi korporasi hingga konsolidasi merupakan beberapa upaya penyehatan yang dilakukan selama masa BPR ditetapkan pada status dalam penyehatan. 

"Realisasi dari rencana tindak BPR/S dan PSP ini yang berpengaruh terhadap penetapan BPR/S dalam Penyehatan dapat kembali normal atau menjadi BPR/S dalam resolusi," katanya.

Baca Juga: OJK Cabut Izin BPR Arfak Indonesia, Ini Alasannya

Lebih lanjut dian menjelaskan, bahwa saat ini hampir seluruh BPR/S di Indonesia tercatat dengan status pengawasan normal. Fokus pengawasan yang dilakukan OJK terhadap BPR/S bertujuan untuk mewujudkan industri BPR dan BPRS yang berintegritas dan terpercaya, tangguh, berdaya saing, dan memberikan kontribusi nyata terutama pada daerah atau wilayahnya.

Adapun dalam upaya pengembangan dan penguatan sektor perbankan khususnya BPR dan BPR Syariah yang sejalan dengan perkembangan industri jasa keuangan yang makin kompleks dan beragam, diperlukan deteksi sejak awal terhadap permasalahan serta kondisi BPR atau BPR Syariah yang berada dalam pengawasan normal namun mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.

 Berikut daftar BPR/S yang izin usahanya dicabut OJK sejak Januari hingga Desember 2024.

  1.     PT Bank Perkreditan Rakyat Arfak Indonesia
  2.     PT BPR Kencana
  3.     PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan
  4.     PT BPR Duta Niaga
  5.     PT BPRS Kota Juang Perseroda
  6.     PT BPR Nature Primadana Capital
  7.     PT BPR Sumber Artha Waru Agung
  8.     PT BPR Lubuk Raya Mandiri
  9.     PT BPR Bank Jepara Artha
  10.     PT BPR Dananta
  11.     PT BPRS Saka Dana Mulia
  12.     PT BPR Bali Artha Anugrah
  13.     PT BPR Sembilan Mutiara
  14.     PT BPR Aceh Utara
  15.     PT BPR EDCCASH
  16.     Perumda BPR Bank Purworejo
  17.     PT BPR Bank Pasar Bhakti
  18.     PT BPR Madani Karya Mulia
  19.     PT BPRS Mojo Artho
  20.     Koperasi BPR Wijaya Kusuma

Selanjutnya: Mengenal Guglielmo Marconi, Penemu Radio Pertama, hingga Perkembangannya

Menarik Dibaca: 25 Contoh Balasan Ucapan Selamat Tahun Baru 2025 dari Keluarga dan Teman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×