kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasional pemain dompet elektronik asing di Indonesia masih terhambat


Minggu, 02 Februari 2020 / 20:53 WIB
Operasional pemain dompet elektronik asing di Indonesia masih terhambat
ILUSTRASI. CIMB Niaga jadi satu-satunya bank BUKU 4 yang telah mengantongi izin kerja sama dengan dompet elektronik asing.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menjadi satu-satunya bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 yang telah mengantongi izin kerja sama dengan dompet elektronik asing. Sayangnya, operasi kerja sama ini juga bakal terkendala dalam jangka pendek. Penyebaran Virus Corona jadi penyebabnya.

CIMB Niaga mendapat izin dari Bank Indonesia awal Januari lalu dengan menggandeng WeChat Pay. Direktur Bisnis Konsumer Bank CIMB NIaga Lani Darmawan bilang, kini pihaknya juga tengah mendorong sosialisai terkait kepada merchant.

“Saat ini sosialisasi sedang berjalan kepada merchant di Bali, dan Manado yang banyak wisatawan mancanegara pengguna WeChat Pay,” kata Direktur Bisnis Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Baca Juga: Virus corona rupanya bisa pengaruhi kerjasama CIMB Niaga dengan WeChat

Via kerjasama ini, Lani menjelaskan, pihaknya berharap transaksi pengguna WeChat di Indonesia dapat mendongkrak penghimpunan dana murah alias current account and saving account (CASA).

Alasannya dalam Ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, pelaku asing mesti menyimpan floating money minimum 30% dari portofolionya di BUKU 4. Ketentuan ini bertujuan agar transaksi pelaku asing tersebut dapat masuk dalam sistem keuangan nasional.

“Sebagai acquiring maka dana transaksi merchant akan disimpan di CIMB Niaga, ini bisa untuk menamah CASA kami. Saat ini nilainya masih relatif kecil, karena kerja sama baru dilakukan,“ kata Lani.

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan bilang, dalam jangka pendek, transaksi WeChat Pay juga bakal terganggu akibat penyebaran virus Corona. Asal tahu, transaksi WeChat Pay di Indonesia hanya bisa dilakukan oleh wisatawan asing yang berkunjung di Indonesia.

Sejumlah negara, termasuk Indonesia telah melakukan pengawasan ketat terhadap para warga China yang masuk Indonesia. Ini yang disebut Tigor, bakal jadi kendala mengerek transaksi.

“Tadinya kerjasama dengan WeChat Pay mau kita kami tapi karena virus Corona ini memang perlu berhati-hati, kedatangan turis pasti kami antisipasi tidak sebesar yang diharapkan. Ini seperti pengalaman ketika SARS pada 2002-2003 yang dampaknya cukup besar, namun dalam waktu singkat,” imbuh Tigor di Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga: Alipay gandeng Bank Mandiri dan BRI agar bisa beroperasi di Indonesia

Meskipun diprediksi terkendala, namun perkembangan yang dimiliki Bank CIMB Niaga memang paling maju. Deputi Kepala Departemen Kebijakan Sistem pembayaran BI Filianingsih mengaku belum memberikan izin selain ke Bank CIMB Niaga.

Direktur Direktur Consumer & Retail Transaction Bank Mandiri Hery Gunardi mengafirmasi hal ini. Lagi pula, Hery mengaku, pihaknya memang tak terburu-buru meraih izin kerja sama yang diproyeksikan bakal menggandeng Alipay.

Baca Juga: Begini modus pembobolan uang elektronik di China

“Kami belum dapat izin dari Bank Indonesia, masih jauh. Untuk payment kami lebih senang dengan LinkAja karena itu kan punya kami juga. LinkAja yang mau kami besarkan dulu, bukan punya pihak lain,” katanya Rabu lalu (29/1) di Jakarta.

Sementara Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja belum lama ini mengungkapkan pihaknya juga terkendala untuk menggandeng WeChat Pay, khususnya terkait mediator yang bakal bertugas menyinkronkan transaksi WeChat Pay berstandar QR Code Indonesia Standar (QRIS).

“Sebelum diluncurkan QRIS sudah rampung sebenarnya secara regulasi, teknis. Setelah QRIS terbit mesti ada perusahaan IT sebagai mediator. Kami belum menyiapkan ini,“ kata Jahja.

Baca Juga: WeChat Pay masuk pasar, ini strategi LinkAja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×