Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tahun 2025 menjadi tahun yang menantang bagi lembaga jasa keuangan, termasuk perusahaan asuransi jiwa. Untuk itu, PT Perta Life Insurance (Perta Life) telah menyiapkan strategi bisnis untuk menjalankan bisnis asuransi jiwa di tahun 2025 ini untuk mencapai target bisnis.
Direktur Utama PertaLife Insurance, Hanindio W. Hadi, menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tiga langkah utama, yakni optimalisasi kinerja bisnis, kinerja operasional dan kinerja investasi. Memang tidak mudah, namun jasa keuangan yang terafiliasi oleh Pertamina ini akan menggenjot bisnis dari yang sudah ada dan belum ada atau terjangkau, seperti menjaring pasar ritel.
Misalnya, pertama untuk optimalisasi kinerja bisnis, PertaLife akan mendorong kinerja bisnis pada captive marketing yang terdiri dari asuransi perjalanan dina, asuransi kesehatan dan MAPS. Dari segmen ini, PertaLife juga akan mengoptimalkan kinerja customer relationship management (CRM) seperti revamping produk anuitas, severance, GTL dan PA, serta mendorong kinerja asuransi kesehatan.
Sejauh ini, Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife, Sigit Panilih mengatakan, dari sisi pengembangan pasar, PertaLife sukses menyeimbangkan kontribusi antara captive dan non captive market. Adapun kanal distribusi non captive tumbuh sebesar 323,77% dibandingkan tahun sebelumnya, serta peningkatan pada exevutive severance dan MAPS. “Kami akan terus menyasar peluang strategis di luar captive market dan mengembangkan produk sesuai kebutuhan institusional,” kata Martino Faishal Saudi, Direktur Pemasaran PertaLife Insurance, Senin (21/4). Diantaranya, asuransi kesehatan untuk Pertamina Upstream adalah contoh konkret dari positioning PertaLife dalam ekosistem BUMN.
Baca Juga: Produk Asuransi Dwiguna MAPS Topang Pendapatan Premi PertaLife
Langkah kedua, pada optimalisasi kinerja operasional, PertaLife akan mengembangkan core system menyesuaikan proses bisnis yang terintegrasi, pengendalian klaim rasio kesehatan melalui perluasan Kerjasama provider, pengembangan sistem pendukung digitalsiasi , penjualan dan layanan, evaluasi produk berdasarkan onerousity, dan implementasi human capital management meliputi peningkatan edukasi, khususnya industry asuransi dan regulasi.
Dan langkah ketiga adalah mengoptimalkan kinerja investasi. Diantaranya, PertaLife akan mengoptimalisasi pendapatan investasi melalui strategi alokasi asset berdasarkan kondisi ekonomi dan pasar secara berkala dievaluasi menyesuaikan kondisi yang terjadi.
Kemudian perusahaan akan mengelola ALMA dalam rangka matching yield dan durasi, serta melanjutkan penyelesaian distressed assets, dalam hal penentuan opsi dan monitong pembayaran asset yang telah direstruktusiasi.
Lanjut Sigit, sejauh ini pencapaian kinerja hasil pendapat investasi karena disiplin anggaran dan penyesuaian strategis alokasi investasi. Kendati demikian, ROI sedikit turun menjadi 5,79% akibat penyesuaian unrealized gain pasar modal, hasil investasi masih outperform terhadap benchmark pasar seperti IHSG (-2,65%) dan ICBI (4,82%). “Dalam menghasilkan imbal hasil yang maksimal, kami lebih banyak menempatkan dana di Surat Berharga Negara (SBN) yang minim risiko,” kata Sigit Panilih Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife Insurance
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2024, PertaLife Insurance membukukan premi bruto sebesar Rp 1,25 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan kenaikan 38,73% dibandingkan realisasi 2023 dan melampaui target RKAP 2024 sebesar 15,16%. Adapun, laba bersih perusahaan juga menembus angka Rp 97,18 miliar, tumbuh 1,09% secara tahunan dan 15,16% di atas target RKAP.
Baca Juga: PertaLife Insurance Akui Target Ekuitas Rp 1 Triliun di 2028 Jadi Tantangan Berat
Selanjutnya: Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 5 Kandidat Terkuatnya
Menarik Dibaca: 3 Jurus Jitu Finansial untuk Perempuan ala Astra Life
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News