kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimalkan Likuiditas, BCA Parkir Dana Senilai Rp 231,4 triliun di Surat Berharga


Sabtu, 21 Mei 2022 / 13:45 WIB
Optimalkan Likuiditas, BCA Parkir Dana Senilai Rp 231,4 triliun di Surat Berharga


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga The Fed yang akan diikuti kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) bisa memicu perbankan semalam banyak memakir dana di surat berharga negara (SBN). Lantaran, kebijakan bank sentral akan membuat perbankan mengerek suku bunga simpanan dan kredit sehingga kreditur bisa menunda permintaan kredit.

Kendati demikian, sejumlah bankir masih mencermati arah pergerakan suku bunga dan memilih untuk tetap mengoptimalkan penyaluran kredit. Adapun dana perbankan yang parkir di SBN masih tumbuh 7,52% year on year (yoy) dari Rp 1.591,1 triliun menjadi Rp 1.691,4 triliun pada Maret 2022. 

Pertumbuhan tersebut lebih kencang dari pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang meningkat 6,4% yoy dari Rp 5.472,9 triliun menjadi Rp 5.848,7 triliun. Sedangkan dari sisi likuiditas, himpunan dana pihak ketiga (DPK) melesat 10,4% yoy dari Rp 6.401,8 triliun menjadi Rp 7.238,2 triliun. 

Adapun PT Bank Central Asia Tbk BCA mencermati bahwa penempatan dana pada instrumen surat berharga sebagai bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan. Juga sebagai  upaya mendukung perekonomian nasional di tengah tantangan terkini. 

Baca Juga: Hadir di Amsterdam, BNI Bisa Garap Transaksi Perdagangan Senilai US$ 5,47 Miliar

“Hal ini juga untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat. BCA mencatat dana yang ditempatkan dalam surat berharga mencapai Rp 231,4 triliun per Maret 2022,” ujar Direktur BCA Vera Eve Lim kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Nilai tersebut tumbuh 10,82% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 208,8 triliun di Maret 2021. Sedangkan kredit meningkat 8,6% yoy dari Rp 586,79 triliun menjadi Rp 637,13 triliun. Sedangkan DPK naik 17,5% yoy dari Rp 849,18 triliun menjadi Rp 997,76 triliun di kuartal pertama 2022. 

“Seiring dengan dukungan likuiditas BCA yang sangat memadai, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid, serta mempertimbangkan imbal hasil yang baik dan instrumen yang beresiko rendah, diharapkan penempatan surat berharga BCA akan terus meningkat,” tambahnya.

Kendati demikian, BCA optimistis pertumbuhan penyaluran kredit bisa lebih baik pada 2022. Untuk tahun ini, bank swasta terbesar di Indonesia ini menargetkan kredit tumbuh di kisaran 6% hingga 8% pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×