kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimis Industri Properti Tumbuh 2023, Perbankan Perkuat Kolaborasi dengan Pengembang


Kamis, 22 Desember 2022 / 19:42 WIB
Optimis Industri Properti Tumbuh 2023, Perbankan Perkuat Kolaborasi dengan Pengembang
ILUSTRASI. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus memperkuat kolaborasi dengan pengembang. KONTAN/Baihaki/23/11/2022


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus memperkuat kolaborasi dengan pengembang-pengembang, terutama mereka yang memiliki reputasi baik. Hal itu dilakukan untuk mendorong penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) non subsidi. 

Tahun depan, bank ini akan mulai fokus menggarap KPR segmen ticket size di atas Rp 750 juta. Pasalnya, bank ini melihat kebutuhan hunian dengan di segmen tersebut masih sangat besar. Selama ini, perseroan masih fokus menggarap segmen ticket size rata-rata Rp 500 juta ke bawah. 

Salah satu pengembang yang didukung BTN adalah PT Kesuma Agung Selaras (PT KAS). Developer ini saat ini mengembangkan Graha Laras Sentul dengan total rencana pengembangan 23,3 hektare (ha).

Baca Juga: Bank BTN Siapkan Dana Tunai Rp 19 Triliun Jelang Natal dan Tahun Baru 2023

Iriska Dewayani SPV Nonsubsidized Mortgage and Personal Lending Division BTN menyatakan, pihaknya melihat prospek kawasan Selatan Jakarta masih cukup menarik. Sementara PT KAS menjadi developer mitra BTN dijajaran top 20. 

“Untuk itu, kami banyak beri kemudahan kepada PT KAS. Mulai dari suku bunga fixed setahun 2,47% setahun, KPR Ekspres yang hanya 3 hari hingga tenor panjang hingga 30 tahun dan kemudahan lainnya. Ujung-ujungnya konsumen yang akan dimudahkan untuk membeli rumah besutan pengembang ini,” kata Iriska dalam Talshow Prospek Pasar Properti 2023, Kamis (22/12).

Tahun depan, BTN menargetkan KPR tumbuh 12%. Oleh karena itu, perseroan akan memperkuat dukungan terhadap pengembang-pengembang yang sudah terbukti memiliki track record yang baik. 

Sementara saat ini, BTN sudah bekerjasama dengan 5.000 pengembang yang mengembangkan proyek-proyek hunian dengan harga rata-rata Rp 500 jutaan. Walaupun akan mulai menyasar segmen ticket size di atas Rp 750 juta, namun perseroan juga masih akan fokus fokus pada segmen Rp 500 juta ke bawah. 

Dalam kesempatan yang sama I Wayan Madik Kesuma,  Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras, optimis prospek bisnis properti tahun 2023 masih cukup menjanjikan meskipun ada ancaman resesi global. Optimime itu ditunjukkan dengan meluncurkan produk-produk baru pada Graha Laras Sentul dan merilis proyek baru di Dramaga, Bogor seluas 10 hektare (ha).

Tahun depan, pengembang ini menargetkan marketing sales Rp 190 miliar- Rp 200 miliar. 

Baca Juga: Peserta BP Jamsostek Bisa Ajukan KPR BTN Lewat Aplikasi JMO

“Beberapa negara mengalami resesi dan juga belum pulih perekonomiannya karena efek pandemi. Tapi saya lihat kita di Indonesia ini kuat, karakternya berbeda dengan mereka. Contohnya pada tahun 2021 lalu proyek Graha Laras Sentul dalam setahun terjual 180 unit, dan Griya Selaras Resort terjual 100 unit,” jelas Wayan.

Wayan menambahkan tahun ini diakui ada penurunan penjualan, hingga akhir November terjual 130 unit. Diakui Wayan, efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan berhentinya stimulus dari pemerintah di sektor properti jadi salah satu penyebab turunnya daya beli. 

Sebelumnya pemerintah memberikan kemudahan dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.

“Kami akui daya beli tahun ini menurun, tapi kita akan tetap berusaha dan berstrategi lebih matang tekait konsep produk dan pola pembiayaannya yang melibatkan perbankan seperti dengan BTN yang banyak support kita terkait kredit pemilikan rumah (KPR). Saya yakin pasar properti khususnya perumahan akan tetap tumbuh. karena jika properti bergerak ekosistem di sekitarnya juga bergerak, mudah-mudahan pemerintah akan memberikan kemudahan lagi,” imbuh Wayan.

Wayan menyebut lokasi Graha Laras Sentul (GLS) saat ini semakin strategis pasca PT KAS membuka akses jalan dan membuat jembatan penghubung ke proyeknya sejauh 1 kilometer. Dari pintu tol Sirkuit Sentul kurang dari 10 menit menuju GLS dan ini jadi branding tersendiri ke konsumen.

Menurutnya, pengembangan infrastruktur yang massif dalam beberapa tahun terakhir sedikit banyak membuat kawasan Bogor kian terbuka di akses dari berbagai kawasan sekitarnya. 

“Dan tak bisa dipungkiri pilihan moda transportasi yang beragam seperti commuterline menjadi kelebihan tinggal di Bogor yang memiliki kondisi udara yang bagus dan view berbeda dibanding kawasan di sekitar Jakarta lainnya," ujarnya. 

 

Dalam pengembangan proyek, PT KAS selalu menjual konsep sesuai target market yang dibidik. Dipasarkan sejak pertengahan 2019, GLS yang luasnya 23,5 hektar sudah terjual sebanyak 350 unit.

Saat pandemi menurut Wayan penjualan malah terkerek naik karena mereka melihat produk yang kita kembangkan dan kita juga mempunyai unit yang ready stock yang jadi kunci cepatnya pemasaran GLS

“Saat ini di GLS kita fokus memasarkan Cluster London, rumah harga Rp 900 jutaan ini terdiri dari 2 lantai dengan luas bangunan 60 dan tanahnya 60.Desainnya kita buat compact bergaya apartemen, dan dilengkapi smart home dan juga solar panel,Puji Tuhan penjualan kita tahun ini banyak dari Cluster London,” tegas Wayan.

Sementara Griya Selaras Resort yang sudah dikembangkan lebih dulu lahan pengembangannya 21,5 hektar. Rencananya pada awal tahun depan akan diluncurkan produk baru dengan harga di bawah Rp 500 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×