Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Astra Credit Companies (ACC), kelompok usaha pembiayaan otomotif PT Astra International Tbk menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 13,9 triliun hingga akhir Juni tahun ini. Angka itu tercatat tumbuh tipis, yakni 6% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Hugeng Gozali, Direktur Keuangan PT Astra Sedaya Finance (perusahaan bagian dari Astra Credit Companies) mengakui, penyaluran pembiayaan di separuh pertama ini mengalami perlambatan. “Maklumlah, industri otomotifnya sendiri meramalkan perlambatan,” ujarnya, akhir pekan.
Perlambatan pertumbuhan produksi otomotif ini, sambung dia, sebagai dampak dari kondisi makro ekonomi di Indonesia. Karenanya, perseroan tidak mematok target pertumbuhan agresif di tahun ini. ACC hanya mematok menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 25 triliun-Rp 26 triliun hingga akhir tahun nanti. Angka itu terbilang stagnan kalau dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, yaitu sebesar Rp 25 triliun.
Kendati secara nilai, pertumbuhan laju tahunannya (year on year) melambat, namun secara jumlah unit yang dibiayai mengalami peningkatan sebanyak 13% atau menjadi 109.000 unit kendaraan roda empat. Di antaranya sebesar 70% merupakan mobil baru dan sisanya 30% mobil seken.
“Mobil-mobil Low Cost Green Car (LCGC) telah berkontribusi terhadap pertumbuhan pembiayaan. Secara nilai, harga mobil ini memang ekonomis, sehingga sumbangsihnya terhadap total pembiayaan terlihat kecil. Namun, secara jumlah unit mobilnya, kontribusinya dapat terlihat, bahkan kontribusinya saat ini sudah mencapai 10% terhadap total pembiayaan baru,” imbuh Hugeng.
ACC terdiri dari lima perusahaan pembiayaan, yakni PT Astra Sedaya Finance, PT Swadharma Bakti Sedaya Finance, PT Astra Auto Finance, PT Staco Estika Sedaya Finance dan PT Pratama Sedaya Finance. Sebagai anak perusahaan Astra, ACC menjadi bagian strategis dalam Astra automotive value chain yang mendukung penjualan mobil-mobil Astra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News