kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Outstanding industri penjaminan kredit meningkat jadi Rp 261,85 triliun hingga Maret


Minggu, 30 Mei 2021 / 13:39 WIB
Outstanding industri penjaminan kredit meningkat jadi Rp 261,85 triliun hingga Maret
ILUSTRASI. Industri penjaminan kredit mulai naik


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penjaminan kredit menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sepanjang 2021. Hal ini terlihat dari kenaikan outstanding penjaminan seiring dengan pertambahan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai outstanding industri penjaminan meningkat 11,51% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 261,85 triliun hingga Maret 2021. Nilai itu berhasil terkumpul dari 20 perusahaan penjaminan BUMN, daerah maupun swasta. 

Jika dirinci outstanding tersebut berasal dari dua penjaminan yakni usaha produktif sebesar Rp 165,61 triliun dan non produktif senilai Rp 96,24 triliun. Dengan jumlah debitur terjamin menyentuh 16,27 juta orang.  

Sejumlah perusahaan penjaminan juga mencatatkan kinerja positif. Salah satunya, Jamkrindo yang sukses meningkatkan volume penjaminan hingga 43% year to date (ytd) mencapai Rp 40,6 triliun per April 2021. 

Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo Suwarsito mengatakan, perusahaan saat ini memiliki perjanjian kerja sama dengan penyaluran KUR yaitu empat perbankan BUMN, 17 BPD, lima perbankan swasta, dua koperasi dan satu multifinance.

"Penyalur KUR terbesar dan pinjaman terbesar berasal dari bank Himbara," kata Suwarsito, Minggu (30/5).

Baca Juga: Deposan perlu tahu! LPS memangkas suku bunga penjaminan 25 bps menjadi 4%

Berkat peningkatan itu, perusahaan menargetkan nilai penjaminan mencapai Rp 110 triliun hingga akhir 2021. Guna mencapai target tersebut, perusahaan pelat merah ini telah menyiapkan beberapa strategi mulai dari peningkatan koordinasi dan rekonsiliasi dengan penyalur KUR. 

"Kemudian memaksimalkan penjaminan, klaim dan penjaminan online dengan penyalur KUR. Selanjutnya menambah kerja sama penjaminan dengan penyalur KUR baru sesuai kebijakan pemerintah," terangnya. 

Tak mau kalah, Askrindo juga mengantongi nilai penjaminan lebih besar. Hingga Februari 2021, asuransi BUMN ini  telah memberikan penjaminan kredit sebesar Rp 20,69 triliun, naik sekitar 20% yoy dengan total debitur mencapai 553.537 UMKM.

Sebelumnya, Direktur Utama Askrindo Dedi Sunardi mengatakan, kehadiran stimulus ekonomi dari pemerintah telah membantu perusahaan untuk menjaga rasio tingkat penjaminan (NPG) sebesar 0,7%. 

"Hal ini memperlihatkan kemampuan UMKM untuk membayar kewajibannya tetap berjalan dengan baik. Tantangan ke depan bagi kami menjaga rasio NPG di level yang sehat bila nanti peraturan stimulus tersebut sudah dicabut," jelasnya. 

Askrindo akan meningkatkan likuiditas perusahaan dengan menaikkan cadangan imbal jasa penjaminan (IJP), cadangan klaim dan reasuransi. Askrindo juga akan meningkatkan perolehan recoveries dengan tetap melakukan penagihan secara intens baik kepada perbankan maupun mitra bisnis lain. 

Selanjutnya: OJK sebut penyaluran kredit di Bali mulai tumbuh 0,54%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×