Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembiayaan Digital Indonesia sebagai penyelenggara P2P lending AdaKami mencatatkan telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 3,1 triliun sejak awal. Pinjaman tersebut disalrukan kepada lebih dari 5 juta peminjam terdaftar, di mana 40% digunakan untuk kepentingan usaha.
“Tahun 2020 adalah tahun perjuangan untuk semua. Namun kami bersyukur bahwa AdaKami berhasil memupuk kepercayaan masyarakat di tengah masa pandemi ini dan bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang memerlukan. Memasuki tahun 2021 ini kami ingin lebih banyak berkontribusi untuk memperkecil credit gap antara masyarakat yang masih unbankable untuk bisa menjadi bankable,” ujar Direktur Utama AdaKami Bernardino M. Vega dalam diskusi virtual pada Rabu (17/2).
Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, ada sekitar 92 juta masyarakat dewasa yang termasuk kategori unbanked di Indonesia. Dan berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai November 2020, jumlah peminjam mencapai lebih dari 40 juta orang atau 136% lebih banyak dibanding tahun 2019.
Baca Juga: Makin ekspansif, Cahlez bidik 5.000 merchant baru tahun ini
Terkait jumlah pinjaman yang disalurkan, secara nasional tercatat lebih dari Rp 124,4 triliun, atau meningkat 96% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal-hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi penyelenggara fintech untuk dapat menjangkau lebih banyak masyarakat unbanked dan mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
“Industri P2P lending ini memang hadir untuk masyarakat kecil yang masih unbankable, dan secara pertumbuhan di tahun 2020, industri ini termasuk yang sangat baik dibandingkan dengan industri lain, dengan pertumbuhan 26,47% secara year-on-year. Dalam hal penyaluran dana pun kontribusinya cukup besar, mencapai Rp. 262,16 milyar, kepada sekitar 45 juta rekening peminjam,” jelas Munawar, Deputi Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengembangan Fintech OJK.
Ia melanjutkan, tantangannya pun cukup banyak, antara lain untuk meningkatkan kualitas pendanaan ke sektor yang memberi nilai tambah. Ia memberikan contoh pinjaman produktif, serta menjangkau lebih banyak pengguna di luar pulau Jawa.
Baca Juga: Nilai transaksi GoPay Paylater meningkat 3,3 kali di tahun lalu
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah bilang ke depannya, P2P lending dapat menjadi alternatif pembiayaan selain bank, mengingat proses persetujuannya yang relatif mudah dan lebih dapat dipenuhi oleh banyak masyarakat Indonesia yang masih berstatus unbankable.
Selanjutnya: BTN akan membentuk tiga anak usaha, untuk perluas cakupan bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News