Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Predikat sebagai satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit tak bikin PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) puas. Bank terbesar di tanah air ini justru berencana untuk memiliki satu satelit tambahan.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo menjelaskan niat untuk kembali memiliki satelit tambahan ini agar perseroan memiliki jangkauan yang lebih besar.
Baca Juga: Siap implementasi PSAK 71, BRI tambah CKPN Rp 8 triliun
Sebagai informasi, BRI saat ini sudah memiliki satelit bernama BRISat yang mengorbit di 150,5 Bujur Timur dan beroperasi di spektrum frekuensi C Band (4Ghz-8Ghz), dan Ku Band (12Ghz-18Ghz).
“BRIsat ada di Papua, di wilayah Timur Indonesia, sehingga untuk meng-cover wilayah barat agak sulit memang, akan jadi terlalu miring nanti, makanya satelit baru ini kelak akan jadi diversity untuk cover wilayah Barat,” kata Indra saat paparan publik di Gedung BRI, Rabu (14/8).
Indra menambahkan satelit baru ini diproyeksikan untuk mengorbit di 103 Bujur Timur, slot orbit kosong yang saat ini dimiliki BRI. Sementara proyeksinya, satelit baru BRI ini akan berjenis High Throughput Satelite (HTS) dengan kapasitas tinggi sebesar 100 Gbit/s. Sedangkan operasinya akan berada di spektrum L Band (1Ghz-2Ghz).
Baca Juga: Terbebani anak usaha, laba BRI tumbuh melambat di semester I 2019
Indra menambahkan penambahan satelit ini juga jadi langkah mitigasi resiko jaringan dan komunikasi perseroan. Terlebih juga sebagai cadangan ketika BRISat mengalami masalah.
“Sebagai bagian manajemen resiko, dengan kondisi buruk diversity memang menjadi hal yang penting karena kami juga tidak bisa hanya mengandalkan BRISat. Meskipun saat ini untuk mencadangkan (data) kami juga sudah bekerjasama dengan operator telekomunikasi (satelit) lain seperti Telkom, Lintasarta, tapi akan lebih baik kalau kami punya sendiri,” papar Indra
Sedangkan Direktur Utama BRI Suprajarto bilang selain urusan teknologi dan jaringan keberadaan satelit tambahan juga bisa menopang bisnis perseroan, khususnya di segmen UMKM.
Baca Juga: Segmen UMKM menopang pertumbuhan kredit BRI di semester I
“Sebagai bank yang serius menggarap segmen UMKM, dengan menggunakan spektrum frekuensi L Band akan lebih efektif dan akurat dalam komunikasi, sehingga potensi bisnis juga makin besar,” kata Suprajarto dalam kesempatan yang sama.
Jaringan satelit L Band memang biasa dimanfaatkan untuk perangkat telekomunikasi bergerak (mobile deivces) seperti ponsel GSM maupun GPS. Ini sesuai dengan ekspansi digital perseroan melalui aplikasi BRISPOT.
Dengan BRISPOT, perseroan bisa memproses pengajuan kredit bahkan di lokasi terpencil sekalipun. Sebab BRISPOT dilengkapi fitur geotagging yang bisa mendokumentasikan titik lokasi nasabah secara akurat saat proses kredit.
Baca Juga: Pengelola PRIMA: 30 mitra belum terstandardisasi QRIS Bank Indonesia
Perseroan juga mengklaim saat ini, tenaga pemasaran BRI di seluruh penjuru Indonesia sudah 100% memanfaatkan BRISPOT. Aplikasi yang diluncurkan pada 2018 ini juga turut membantu pertumbuhan kredit UMKM yang hingga Juni 2019 telah tumbuh 13% (yoy) menjadi Rp 681,50 triliun.
Nilai tersebut setara dengan 76,72% total kredit konsolidasian BRI senilai Rp 888,32 triliun dengan pertumbuhan 11,84% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News