kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Pamor ATM Makin Turun, Perbankan Pilih Optimalkan Layanan


Rabu, 23 Oktober 2024 / 11:25 WIB
Pamor ATM Makin Turun, Perbankan Pilih Optimalkan Layanan
ILUSTRASI. Pekerja bertransaksi menggunakan ATM yang berada di kantin Hunian Pekerja Konstruksi Ibukota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. Untuk mendukung aktivitas pekerja konstruksi di IKN, beberapa bank milik BUMN sudah mengoperasikan mesin ATM nya di lokasi hunian pekerja. KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pesatnya perkembangan dan inovasi fitur mobile banking hingga super app, serta adopsi budaya cashless telah menyebabkan masyarakat perlahan meninggalkan transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Data Bank Indonesia per Agustus 2024 yang mencatat volume transaksi ATM menurun 8,5% yoy menjadi 581,33 juta transaksi, dari sebelumnya 635,23 juta transaksi pada periode yang sama tahun lalu.Begitu juga dengan nilai transaksi ATM juga ikut menurun 8,4% yoy menjadi Rp 590,77 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 644,78 triliun.

Melihat gelagat ini, sejumlah bankir mulai berpikir ulang untuk menambah jumlah unit ATM. Head of Division Retail Digital Product and Partnership Bank Negara Indonesia (BNI), Mesah Roni Ginting menyebut kini nasabah beralih dan semakin menyukai layanan digital seperti mobile banking untuk kebutuhan transfer, pembayaran tagihan, dan transaksi lainnya, yang sebelumnya banyak dilakukan melalui mesin ATM. 

“Tren cashless yang semakin diterima masyarakat turut mempercepat pengurangan frekuensi penggunaan uang tunai melalui ATM," ungkap Mesah Roni kepada Kontan, Selasa (22/10).

Oleh sebab itu, manajemen tidak berniat mengurangi jumlah ATM dan memilih untuk fokus mengoptimalkan mesin yang ada dengan menempatkan pada lokasi yang memiliki transaksi tinggi, serta didukung oleh sinergi dengan bank pelat merah lainnya melalui program ATM LInk. Sekarang jumlah mesin ATM dan Cash Recycling Machine (CRM) BNI tercatat sebanyak 13.000 unit.

Baca Juga: Transaksi Mobile Banking BRI Tumbuh 35,20% Jadi Rp 4.034 Triliun per September 2024

Kebijakan ini diambil untuk memastikan BNI tetap dapat memenuhi kebutuhan nasabah dalam mengakses layanan tunai, terutama di lokasi-lokasi strategis dan wilayah yang membutuhkan dukungan transaksi fisik. 

BNI mencatat penurunan transaksi ATM sebesar 13% yoy sampai September 2024.Sementara transaksi mobile banking meningkat sebesar 58% dan volume transaksi QRIS meningkat sebesar 208% pada periode yang sama.

Strategi berbeda diterapkan Bank Tabungan Negara (BTN). Meski juga mengalami mengakui kini pertumbuhan transaksi ATM tak setinggi kanal mobile banking, manajemen masih meyakini kebutuhan uang kartal tetap ada.

"Meskipun cashless society sudah jauh berkembang dari tahun-tahun sebelumnya, namun masyarakat masih membutuhkan uang kartal untuk bertransaksi dan kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh mesin ATM/CRM," ungkap SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi.

Menurutnya BTN masih akan mempertahankan ATM/CRM sebagai salah satu layanan bank kepada masyarakat, dimana jumlah kepemilikan mesin akan terus dievaluasi agar memberikan dampak yang optimal bagi nasabah dan bank. 

Per September, transaksi mobile banking tercatat tumbuh lebih dari 250%. Sedangkan transaksi mesin ATM BTN hanya tumbuh di kisaran 24%. Saat ini, BTN memiliki ATM/CRM berkisar lebih dari 2.000 unit dengan penempatan mesin yang diprioritaskan di daerah bisnis yang memerlukan layanan cash 24 jam serta perluasan  jaringan dan layanan perbankan bagi masyarakat.

Kemudian BTN juga tetap melakukan inovasi dengan menggantikan beberapa mesin ATM menjadi CRM sehingga mampu memenuhi kebutuhan untuk setoran dan tarik tunai serta transaksi purchase/payment

Terus ditambah

Di sisi lain, Bank Central Asia (BCA) menilai mesin ATM masih berperan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan, dan merupakan touch point penting lembaga perbankan dengan nasabah. Untuk itu BCA berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam dengan tetap berinvestasi menambah mesin ATM.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, mayoritas mesin ATM BCA merupakan jenis CRM yang dapat digunakan untuk tarik dan setor tunai, transfer, payment, dan lain-lain. Keberadaan ATM, khususnya ATM setor-tarik masih dibutuhkan masyarakat terutama yang memiliki mobilitas tinggi.

Dengan jumlah mesin ATM/CRM BCA tecatat sebanyak 19.163 unit per Juni 2024, jumlah ini naik dibandingkan posisi tahun lalu yang berjumlah 18.483 unit. Sementara itu, BCA melayani lebih dari 37 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 95 juta transaksi setiap harinya.

“Kami memproyeksikan penggunaan mesin ATM akan terus tumbuh ke depannya selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang terjaga," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×