Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma industri perbankan, secara umum pandemi serta merat juga menganggu industri keuangan secara umum. Ini pula yang bikin penurunan laba bank besar terjadi cukup dalam pada semester I-2020.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya mencatat penurunan kontribusi dari seluruh entitas anaknya sebesar 56,29% (yoy), dari Rp 689 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp 301 miliar pada semester I-2020. Ini jadi salah satu penyebab laba bank berlogo angka 46 ini merosot 41,6% (yoy) menjadi Rp 7,63 triliun.
Penurunan terbesar terjadi di lini perbankan syariah yaitu PT BNI Syariah, dan asuransi yaitu PT BNI LIfe. Laba BNI Syariah merosot 15% (yoy) menjadi Rp 267 miliar pada semester I-2020, sementara laba BNI Life menurun hampir 100%.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati bilang penurunan laba BNI Syariah terjadi akibat mitigasi risiko pembiayaan dalam menghadapi pandemi.
“BNI Syariah melakukan mitigasi risiko pembiayaan akibat Covid-19 sebesar Rp 31,32 triliun atau turun 180 persen secara year on year,” katanya pekan lalu.
Adapun saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto mengaku pandemi memang turut menggerus ekspansi pembiayaan perseroan. Per Juni 2020, pembiayaan perseroan tercatat masih negatif jika dibandingkan akhir tahun lalu.
Baca Juga: Bank syariah milik BUMN siap untuk dimerger
Wahyu juga menambahkan, hingga akhir tahun perseroan juga akan makin selektif melakukan ekspansi, seiring melakukan efisiensi terhadap biaya dana agar perseroan masih dapat mengoptimalkan laba.
“Fokus kami saat ini memperbaiki kualitas pembiayaan serta menjaga biaya dana. Apalagi pertumbuhan dana pihak ketiga kami juga masih ditopang biaya murah yang kini komposisinya lebih dari 67%,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id.
Hal berbeda justru dialami PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), meskipun laba perseroan tercatat melorot 23,9% (yoy) menjadi Rp 10,2 triliun, kontribusi laba dari anak usaha perseroan justru meningkat 27,1% (yoy) menjadi Rp 2,0 triliun.
Penopang utamanya berasal dari PT Bank Syariah Mandiri, yang pada semester I-2020 mencatat pertumbuhan laba 30,9% (yoy) menjadi Rp 721 miliar. Tak cuma berkontribusi besar terhadap laba, Mandiri Syariah juga berkontribusi hingga 37% dari portofolio kredit Bank Mandiri secara konsolidasi.
Pekan lalu, Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin dalam paparan virtual menjelaskan, entitas anak. Juga akan jadi salah satu penopang pertumbuhan kredit, dan pada akhirnya pendapatan secara perseroan secara konsolidasi.
“Ke depannya, kami akan mendorong kredit ke usaha produktif seperti farmasi, telekomunikasi dan perdagangan," kata Siddik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News