kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pangsa pasar bank syariah di sukuk baru 6,01%


Senin, 02 Maret 2015 / 12:59 WIB
Pangsa pasar bank syariah di sukuk baru 6,01%
Ban sepeda motor Kingland produksi PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE). Begini Strategi Bisnis King Tire (TYRE) untuk Kerek Kinerja


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Market share bank syariah di pasar sukuk pemerintah baru 6,01%. Kondisi ini mendorong Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk memperbesar partisipasi di pasar modal syariah.

Menurut Syukri, Senior Vice President (SVP) Treasury BSM, pihaknya terus berupaya meningkatkan pangsa pasar (market share) bank syariah terutama di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). "Saat ini market share bank syariah di pasar sukuk pemerintah baru 6,01%. Padahal bank konvensional telah menyerap sekitar 27,55%," kata Syukri di Jakarta, Senin (2/3).

Bagi BSM, SBSN dapat menjadi alternatif instrumen pengatur likuiditas bagi bank. Di samping penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (Fasbis). "Selama ini BSM aktif dalam perdagangan SBSN maupun obligasi syariah (sukuk) korporasi yang diterbitkan emiten di pasar modal syariah Indonesia. Saat SBSN terbit pertama pada 2008, kami membeli IFR 001 senilai Rp 250 miliar," ujar Syukri.

BSM juga dipercaya menjadi salah satu agen penjual sukuk ritel (SR) sejak pemerintah menerbitkannya pertama kali pada 2009, yakni SR-001 hingga SR-007 yang diterbitkan pada tahun ini. "Selama ini BSM mampu menjual sukuk ritel rata-rata 89% dari total kuota yang diberikan pemerintah baik melalui pasar primer maupun sekunder," pungkas Syukri.

Hingga November 2014, total penerbitan sukuk korporasi di pasar mencapai Rp 6,92 triliun. Adapun emisi SBSN Rp 205 triliun atau 11% dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp 1.934 triliun. Sementara pada Januari 2015, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.021,02 triliun atau 74,8% dari total utang pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×