kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pangsa pasar e-money masih terbuka lebar


Selasa, 24 Juli 2012 / 08:23 WIB
Pangsa pasar e-money masih terbuka lebar
ILUSTRASI. Pada kuartal ketiga tahun 2020, PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) tunjukkan perbaikan berkelanjutan dalam sejumlah indikator keuangan


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong empat bank pemilik produk layanan uang elektronik atau e-money agar meningkatkan penggunaan dan pangsa pasar mereka. BI menilai, sistem e-money empat bank papan atas ini memiliki jangkauan sangat luas dan multiguna, misalnya satu kartu dapat digunakan untuk beberapa fasilitas.

Empat bank itu adalah Bank Mandiri dengan E-Toll Card, Bank Central Asia (BCA) dengan Flazz, Bank BNI melalui produk Preferred Card dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan kartu Brizzi.

Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, mengatakan empat bank ini terbilang sudah memiliki kesiapan sistem e-money, seperti jaringan dan infrastruktur. BI berharap, ke empat bank ini bisa berperan sebagai lokomotif dalam meningkatkan transaksi penggunaan e-money.

Hingga Mei 2012 jumlah kartu e-money mencapai 16,2 juta kartu dengan nilai transaksi Rp 120,9 miliar per hari. "Ke depan akan ada potensi kenaikan nilai transaksi sekitar 10%," kata Ronald, Senin (23/7). Artinya, jika meningkat 10% akan ada kenaikan sekitar Rp 132 miliar per bulan.

Ronald menambahkan, dengan bertambahnya penggunaan e-money, biaya cetak uang juga ikut berkurang. Namun, BI belum dapat memperhitungkan potensi penurunan biaya jika penggunaan e-money bertambah.

Yang jelas saat ini penggunaan e-money masih kecil, hanya 0,013% atau sekitar Rp 4 juta penggunaan e-money. Nilai transaksinya belum sebanding dengan Real Time Gross Settelment (RTGS) dan kliring yang mencapai Rp 300 triliun per hari.

BI mencatat penggunaan e-money yang paling tinggi peningkatannya adalah Flazz milik BCA dan E-Toll Card keluaran Bank Mandiri. Direktur Ritel dan Mikro Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, mengatakan hingga Maret 2012 jumlah E-Toll Card yang beredar mencapai 696.000 atau naik 240% dibandingkan sebelumnya 204.000 sedangkan volume transaksi 4,78 juta atau naik 308% dari 1,17 juta.

Saat ini nasabah kartu debit ATM Bersama dapat melakukan isi ulang e-Toll di 5.378 unit Mandiri ATM tunai atau non-tunai. Isi ulang tersebut dapat dilakukan sesuai kebutuhan sampai maksimum saldo kartu sebesar Rp 1 juta. Selain membayar karcis jalan tol, alat bayar Mandiri ini juga dapat membayar belanja di Indomaret.

E-Money multicurrency

Tak cukup sampai di situ, bank sentral juga tengah mempersiapkan layanan multicurrency untuk sistem e-money. Selama ini sistem e-money di perbankan hanya dapat bertransaksi menggunakan mata uang rupiah.

Rencananya, e-money multicurrency akan dilakukan dengan negara-negara yang sudah memiliki akses dagang dan frekuensi dagang yang cukup tinggi dengan Indonesia. Negara-negara ASEAN yang terbanyak melakukan perdagangan dengan Indonesia antara lain Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina.

Meski begitu, Ronald belum menjamin mata uang apa yang akan digunakan dalam sistem e-money lintas negara tersebut. "Belum bisa lakukan karena belum ada perjanjian antarnegara," kata Ronald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×