Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Minat investor asing dan lokal terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi lahan empuk bagi perusahaan sekuritas. Lihat saja dua perusahaan sekuritas pelat merah, Bahana Securities dan Mandiri Sekuritas, yang terus menggenjot bisnis advisory alias penasihat aksi korporasi.
Bisnis ini menjadi salah satu pilihan ketika pasar penjaminan emisi seret pada semester pertama lalu. Direktur Investment Banking Bahana Securities Andi Sidharta mengatakan, pendapatan fee dari bisnis broker dan penjaminan emisi turun pada semester pertama lalu.
Bahana pun berusaha untuk mencari lini bisnis yang bisa diandalkan di semester II, yaitu bisnis advisory. "Fee turun semua, jadi mencari uangnya dari advisory," ujarnya.
Menurut Andi, bisnis advisory ini menguntungkan bagi perusahaan sekuritas karena success fee-nya bagus. Ia bilang, para investor pasar modal masih menunggu situasi ekonomi dan politik yang lebih kondusif sebelum masuk pasar. "Banyak klien yang menunda penjaminan emisi di semester II, bahkan hingga kuartal Iā2015," kata Andi.
Andi menyebut, pihaknya mengantongi belasan proyek, tiga di antaranya proyek bernilai besar. Bahana tengah mengerjakan tiga proyek advisory bernilai Rp 3 triliun. Ia berharap, advisory bisa menyumbang 30% target pendapatan Bahana tahun ini.
Bahana Securities menjadi penasihat untuk aksi korporasi PT Inalum, BNI life, dan Inhealth pada semester pertama. Tapi, bisnis penjaminan emisi Bahana tetap melaju.
Separuh pertama tahun ini, Bahana menjamin emisi PT Wika Beton, PT Garuda Indonesia, dan PT Telekomunikasi Indonesia. Sedangkan untuk surat utang, Bahana Sekuritas telah menyelesaikan obligasi lokal sekitar Rp 2 triliun dan obligasi global Pemerintah RI, PT Perusahaan Gas Negara, dan PT Pertamina.
Bahana telah mengantongi separuh target tahun ini. "Pendapatan sekuritas targetnya tahun ini sekitar Rp 250 miliar. Sekarang sudah tercapai 50%," ujar dia.
Kuasai pangsa pasar
PT Mandiri Sekuritas juga terus menggenjot bisnisnya di semester II ini. Anak usaha Bank Mandiri ini akan melakukan proyek advisory pada aksi merger, akuisisi, dan divestasi tujuh perusahaan.
Tapi, Mandiri Sekuritas juga berusaha meningkatkan bisnis penjaminan emisi. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto, mengatakan, pihaknya akan terus berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar penjaminan emisi. "Hingga Desember 2014, kami mengantongi beberapa deal IPO, rights issue, dan placement," ujarnya.
Sekuritas ini akan melakukan lima penjaminan emisi dari sektor transportasi, kimia, telekomunikasi, dan keuangan ā yang diperkirakan bernilai sekitar Rp 9,9 triliun.
Hingga 10 Juli, Mandiri menempati posisi nomor satu dalam hal penjaminan emisi saham dan surat utang dengan pangsa pasar 13,8%.
Sekuritas ini melakukan penjaminan tiga emisi, yaitu saham Wika Beton, Garuda, dan Telkom yang bernilai Rp 5,7 triliun. Mandiri Sekuritas juga menjamin emisi 20 surat utang di semester pertama lalu dengan nilai total Rp 19,5 triliun.
Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas, Iman Rachman, bilang, di semester II, pihaknya akan memproses tujuh penjualan surat utang total Rp 6,2 triliun, terdiri atas empat obligasi dari sektor infrastruktur, konstruksi, keuangan, dan ritel. Selain itu juga tiga MTN sektor properti dan telekomunikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News