kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Password sekali pakai dikirim ke WhatsApp, Telegram dan Line, bagaimana keamanannya?


Selasa, 11 Agustus 2020 / 08:14 WIB
Password sekali pakai dikirim ke WhatsApp, Telegram dan Line, bagaimana keamanannya?
ILUSTRASI. Penggunaan Digital Banking Meningkat: Penggunaan perbankan digital untuk berbelanja, Selasa (14/4). Pandemi virus corona mendorong peningkatan transaksi perbankan digital. Hal tersebut karena sebagian besar masyarakat memilih untuk tinggal di rumah untuk


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Salah satu pelindung keamanan, saat  bertransaksi digital finansial menjalankan transaksi online lain, masyarakat mendapatkan kiriman  one-tiime password atau  OTP.  Lalu memasukkan OTP itu untuk menyelesaikan transaksi. 

Tujuannya  menjaga pemilik akun dari masalah, seperti pencurian dan penyalahgunaan atas akun. 

Kode OTP tersebut dikirim melalui SMS kepada nomor yang didaftarkan pemilik akun. Namun belakangan beberapa e-commerce dan perbankan nasional mengalihkan pengiriman kode OTP tersebut melalui platform over the top (OTT). Sebut saja seperti Telegram, Line dan WhatsApp.

Nah bagaimana keamanan pengiriman OTP itu melalui OTT? Mengingat selama ini SMS boleh dibilang relatif paling aman. Chief Executive Officer (CEO) dan Chief  Digital Forensic Indonesia, Ruby Zukri Alamsyah angkat bicara. 

Ruby mengatakan,  layanan OTT pesan instan tak ada intervensi dari operator. Secara teoritis OTP  langsung sampai kepada user.  Namun yang patut menjadi perhatian, adalah banyak kasus pembajakan atau penguasaan akun WhatsApp.

Orang yang tak bertanggung jawab tersebut menggunakan aplikasi tertentu akan mampu dengan mudah menguasai Whatsapp. “Jika  bank tidak percaya kepada pihak ketiga karena ada isu SIM swap kemarin, alasan keamanan belum tentu sesuai untuk melakukan migrasi pengiriman OTP dari SMS ke OTT pesan instan. Perpindahan OTP ke OTT  itu tak efektif dan tidak optimal untuk isu keamanan. Menguasai aplikasi OTT pesan instan jauh lebih mudah ketimbang menguasai SMS,” terang Ruby, dalam pernyataan tertulis ke Kontan.co.id, Senin (10/8) malam. 

Ia berharap, baik perbankan maupun e-commerce dapat mengutamakan faktor keamanan pelanggan di atas faktor lain. Sehingga jangan sampai masyarakat dirugikan. Dan perbankan atau e-commerce jangan enyalahkan masyarakat jika ada pembobolan rekening nasabah akibat OTP yang dikirimkan melalui OTT pesan instan.  “Jangan sampai di kemudian hari perbankan dan e-commerce menyalahkan pelanggan yang tidak mengamankan aplikasi OTT pesan instan,” tegas Ruby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×