kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Paylater Multifinance Tumbuh Tinggi, APPI Ingatkan Soal Ini


Kamis, 23 Oktober 2025 / 16:03 WIB
Paylater Multifinance Tumbuh Tinggi, APPI Ingatkan Soal Ini
ILUSTRASI. Pengguna paylater di toko ritel, Tangerang Selatan. Tingginya minat masyarakat terhadap paylater bisa menjadi angin segar bagi perusahaan multifinance.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengimbau kepada multifinance untuk mengingatkan masyarakat agar meminjam sesuai dengan kemampuan bayar dalam menggunakan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater. Hal itu perlu dilakukan seiring masih tingginya pertumbuhan layanan paylater multifinance.

Asal tahu saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pembiayaan BNPL multifinance sebesar Rp 9,97 triliun per Agustus 2025 atau tumbuh 79,91% secara Year on Year (YoY). Jika dilihat pertumbuhan pembiayaan BNPL per Agustus 2025 tercatat makin meningkat, jika dibandingkan posisi per Juli 2025 yang tumbuh sebesar 56,74% YoY dengan nilai Rp 8,81 triliun.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno tak memungkiri, tingginya minat masyarakat terhadap paylater bisa menjadi angin segar bagi perusahaan multifinance. Di sisi lain, dia mengkhawatirkan tingginya pertumbuhan dapat membuka ruang peningkatan kredit macet layanan paylater multifinance.

Oleh karena itu, Suwandi mengatakan, multifinance perlu mengingatkan juga kepada masyarakat agar meminjam sesuai dengan kemampuan bayar.

"Ya, itu yang kami takut kalau pinjaman-pinjaman yang terkait dengan tanpa jaminan juga bisa terjadi kredit macet meningkat. Nanti begitu disuruh bayar, malah lupa. Oleh karena itu, harus diingatkan bahwa meminjam harus tetap bayar, utang harus tetap bayar, walaupun jaminan tidak ada," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Paylater Multifinance Meroket 79,91% per Agustus 2025, Ini Faktor Pendukungnya

Suwandi juga menekankan masyarakat jangan cuma mengingat situasi dan kebutuhan saja dalam menggunakan paylater. Intinya, dia bilang tetap perlu disesuaikan dengan kemampuan dan bukan keinginan semata.

Menurutnya, apabila masyarakat tak membayar utang di paylater, nantinya bisa saja terkendala dalam mengajukan kredit di berbagai lembaga pembiayaan lain.

"Daripada nanti pada saat mau Kredit Pemilikan Rumah (KPR), malah enggak bisa karena kena Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK)," kata Suwandi.

Sementara itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai pertumbuhan signifikan paylater multifinance itu salah satunya didorong oleh lesunya daya beli dan minat yang masih tinggi dari masyarakat untuk menggunakan layanan paylater.

Dia bilang ketika daya beli lesu, justri bisa meningkatkan permintaan untuk pembiayaan alternatif, seperti BNPL multifinance.

"Karakteristik BNPL multifinance yang memberikan kemudahan transaksi dan administrasi yang tidak ribet, akan menjadi salah satu pilihan utama masyarakat dalam mengakses pembiayaan," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga: Makin Melonjak, Pembiayaan Paylater di Multifinance Tumbuh 79,91% per Agustus 2025

Selain itu, Nailul mengatakan multifinance juga perlu waspada dengan potensi tingkat kredit macet yang meningkat, seiring tingginya minat masyarakat terhadap BNPL. Menurutnya, multifinance juga perlu melakukan langkah mitigasi yang tepat agar kredit macet tak membengkak.

"Oleh karena itu, memang perlu diperhatikan terkait dengan credit scoring yang dilakukan. Jangan sampai pembiayaan tumbuh tinggi, tetapi kredit macet juga mengikuti," kata Nailul. 

Asal tahu saja, meski mencatatkan pertumbuhan tinggi, tingkat rasio kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) gross BNPL multifinance masih terjaga. OJK mencatat NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2025 sebesar 2,92% atau membaik dibandingkan posisi per Juli 2025 yang sebesar 2,95%.

Selanjutnya: Jasindo Genjot Literasi Asuransi di Kampus, Bidik Generasi Muda Melek Risiko

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Tidur Telanjang bagi Kesehatan Tubuh Anda, Menyehatkan Kulit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×